TABANAN, Kilasbali.com-Akibat cuaca buruk yang terjadi belakangan ini membuat beberapa tanaman pertanian di Tabanan terserang berbagai penyakit, bahkan ada sampai gagal panen. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, selasa (30/1/2018).
Menurut Budana, cuaca buruk dan iklin yang tidak menentu yang terjadi belakangan ini seperti curah hujan yang berkepanjangan sangat berpengaruh teehadap hasil produksi pertanian di Tabanan. Dikatakan akibat cuaca buruk dan iklim yang tidak menentu tersebut membuat petani gagal panen pada tahun 2017 kemarin. ” Ad yang gagal panen pada tahun 2017 kemarin, tapi tidak patal dan menyebar di seluruh Kecamatan. Penyebabnya karena hama akibat iklim yang tidak menentu,” ungkapnya.
Ditambahkan Budana, ikim yang tidak menentu serta hujan lebat berkepanjangan membuat hama penyakit mudah berkembang dan sangat riskan terhadap tanaman padi. Dirinya mencontohkan pada tanaman padi yang baru keluar malai terus diguyur hujan yang berkepanjangan terutama hujan pada malam hari, bisa menyebabkan busuk pada leher padi sehingga berpotensi biji padi hampa. ” Terutama padi yang baru keluar malai terus diguyur hujan, terutama hujan malam sangat berpotensi hama berkembang yang membuat busuk pada leher padi sehingga biji padi hampa,” tambahnya.
Selain tanaman padi, yang terkena dampak akibat cuaca buruk juga pada holtikultura dan buah. Dimana produksi sayuran juga terganggu akibat cauaca buruk, sehingga hasil produksi menurun dan harga menjadi mahal. Selain itu cabe lokal juga kena dampak, dimana akibat hujan deras yang terus mengguyur mengakibatkan tanaman cabe terkena penyakit antraknosa. Yang mengakibatkan hasil produksi menurun dan harga jual dari petani mahal. Selain itu tanaman bawang merah dan bawang putih akibat hujan yang lebat juga ada yang gagal panen. ” Produksi sayuran, cabe juga terkena dampak akibat curah hujan yang lebat kemarin. Selain itu bawang merah dan bawang putih juga ada yang gagal akibat hujan lebat, terutama gagal panen tua yaitu untuk umbinya. Tapi tidak signipikan hanya beberapa kelompok aja, seperti di daerah Marga, Penebel, dan Baturiti,” bebernya.
Sedangkan untuk tanaman buah yang terkena dampak yaitu buah manggis, dimana buah manggis tidak normal dan buahnya kecil sehingga hasil produksi juga menurun. Selain itu pada tanaman kopi juga berdampak sama seperti pada buah manggis. ” Dibuah manggis volumenya kecil sehingga hasil produksi menurun,” tambahnya.
Budana menambahkan, untuk tanaman padi sampai minggu kedua bulan januari 2018 ini, jumlah tanam ada sekitar 4.700 hektar, sedangkan sisa tanaman mencapai 8.896 hektar, sehingga berdasarkan data untuk bulan januari luas tanaman yang ada di Kabupaten Tabanan sebanyak 13.596 hektar. Sedangkan untuk tanaman yang terserang hama ada sekitar 69 hektar, seperti wereng coklat sebanyak 20 hektar, serangan kresek 30 hektar, tungro 6 hektar, dan penyakit bekas ada 13 hektar. ” Kita tetap menyarankan kepada petani agar waspada serta tetap berkordinasi dengan petugas dari Dinas Pertanian Tabanan,” pungkasnya. (*KB).