TABANAN, Kilasbali.com-Ketua DPC PDIP Tabanan yang juga Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, melakukan panen raya padi beras sehat di Subak Gebang Gading Atas, Banjar Tegalmengkeb Kelod, Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, selasa (13/3/2018). Ada 40 hektar sawah yang menerapkan pertanian organik lewat program pertanian organik yang digagas oleh sayap Partai PDIP, Banteng Muda Indonesia (BMI) Kecamatan Selemadeg Timur.
Menurut Ketua DPC PDIP Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, program yang digagas oleh sayap partai PDIP yaitu BMI Kecamatan Selemadeg Timur ini sejalan dengan program Pemerintah Daerah Tabanan. Dimana masyarakat di Selemadeg Timur, khususnya di Desa Tegalmengkeb dominan bergerak dibidang pertanian, dan sayap partai BMI membuat terobosan yang luar biasa untuk mengembangkan pertanian padi beras sehat yang perlakuannya sama dengan pertanian organik, yang hasilnya sangat bermanfaat bagi para petani, selain sehat juga nilai jual produksinya juga lebih mahal dari padi anorganik. ” Ini sebuah survice bagi Pemda Tabanan, karena membuat trobosan untuk mengembangkan padi beras sehat yang perlakuannya sama dengan organik,” ungkapnya.
Sanjaya berharap dari 130 hektar sawah yang ada di Subak Gebang Gading Atas ini agar nantinya bisa menerapkan sistem pertanian organik. Dimana saat ini baru 40 hektar sawah aja yang menerapkan sistem pertanian organik. Menurut Sanjaya, untuk padi beras sehat ini yang sudah memberlakukan sistem pertanian organik hasilnya luar biasa serta harga jual gabahnya juga jauh lebih mahal dari gabah beras konvensional. ” Dari jumlah 130 hektar sawah di subak ini baru ada 40 hektar sudah melakukan perlakuan organik. Mudah-mudahan nanti semya sawah dari 130 hektar bisa menerapkan pertanian organik,” harapnya.
Sanjaya mengatakan, petani tidak perlu bingung dalam penyaluran hasil panennya, karena Pemda Tabanan lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMDA) akan membeli semua hasil pertanian beras sehat yang diproduksi oleh petani. Dimana nantinya semua hasil pertanian di Tabanan akan disalurkan langsung oleh Pemda lewat BUMDA, baik di Tabanan atau di luar Tabanan yang membutuhkan padi organik. ” Kami dari Pemda Tabanan siap menampung hasil pertanian di Tabanan lewat BUMDA. Nanti akan kita salurkan padi ini baik di Tabanan atau di luar Tabanan, jadi kalau petani merasa senang Pemda juga ikut senang,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua BMI Kecamatan Selemadeg Timur, I Dewa Made Widarma mengatakan, program dari BMI ini sudah berlangsung dari tiga tahun lalu. Dimana awalnya hanya 5 hektar sawah yang memberlakukan sistem pertanian organik, kemudian tahun kedua naik jadi 10 hektar dan saat ini sudah mencapai 40 hektar yang sudah menerapkan pertanian organik dari 130 hektar sawah yang ada di Subak Gebang Gading Atas, di Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Menurutnya kendala saat ini karena petani belum percaya sama hasil padi organik. ” Ini program sudah tiga tahun jalan dari BMI Kecamatan Selemadeg Timur, dimana setiap tahun terus mengalami peningkatan, dimana pada awalnya cuma 5 hektar, kemudian 10 hektar dan sekarang sudah mencapai 40 hektar,” jelasnya.
Menurut Dewa Widarma, yang juga Perbekel Tegalmengkeb, hasil dari gabah tersebut belum murni organik karena air yang dipakai pengairan masih tercemar oleh kimia, tetapi perlakuannya sudah sama dengan pertanian organik, dimana untuk pupuknya memakai pupuk organik dari pupuk kandang, dan untuk penyemprotannya memakai air kencing sapi. ” Untuk hasilnya kita belum berani bilang organik murni, tapi untuk perlakuannya sudah sama dengan sistem pertanian organik,” tambahnya.
Ditambahkan, untuk hasil produksi dari sistem organik ini ada penurunan dari sistem konvensional. Dimana kalau masih menggunakan sistem konvensional produksi per hektarnya mencapai 6 ton, sedangkan dengan sistem organik mencapai 5,5 ton. Hal tersebut disebabkan karena proses peralihan dari sistem konvensional ke organik. Namun menurut Dewa Widarma meskipun ada penurunan produksi tapi nilai jual gabahnya jauh lebih mahal sehingga sangat menguntungkan petani. ” Ada sedikit penurunan produksi, dari 6 ton per hektar menjadi 5,5 ton perhektar. Tapi nilai jual gabah padi sehat ini jauh lebih mahal sehingga sangat menguntungkan petani,” pungkasnya.
Dewa Widarma mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para petani, agar kedepan mau beralih ke sistem pertanian organik untuk padi sehat ini. Untuk tahun 2018 ini ditargetkan ada sekitar 75 hektar yang akan menananm padi sehat ini. ” Untuk tahun 2018 ini saya targetkan ada sebanyak 75 hektar yang akan melakukan penanaman padi sehat dengan sistem organik ini,” tandasnya. (*KB).