TABANAN, Kilasbali.com-Rencana pembangunan GOR baru tipe B di Tabanan dalam rangka menyambut Tabanan sebagai tuan rumah Porprov 2019, masih terkendala pembiayaan yang awalnya dirancang dengan dana 15 miliar bisa selesai ternyata dari hitungan pembangunan standar GOR tipe B memerlukan dana sekitar 23 miliar, sehingga masih kekurangan dana lagi 8 miliar.
Hal tersebut terungkap saat diskusi antara KONI Tabanan dengan Dinas PU Tabanan, senin (19/3/2018). Dimana dalan rapat tersebut disampaikan dari hitungan standar pembangunan GOR tipe B Nasional dengan jumlah luasan sekitar 3000 m2, menghabiskan dana sekitar 23 miliar. Dimana saat ini rencana pembangunan GOR tipe B tersebut dananya dari bantuan BKK Propinsi sebesar 15 miliar, jadi ada kekurangan dana sekitar 8 miliar.
Ketua KONI Tabanan, I Dewa Gede Ari Wirawan mengatakan, diskusi tersebut merupakan sebuah langkah awal untuk meminta masukan-masukan termasuk kepada Dinas PU, untuk menentukan berapa ideal dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah GOR tipe B. Dimana pada awal perencanaan pembangunan GOR tipe B tersebut dianggarkan dana sebesar 15 miliar yang merupakan bantuan BKK Propinsi. Namun menurut Dewa Ari, kalau mencari ideal dananya harus lebih dari 15 miliar sesuai standar dari pembangunan GOR tipe B. ” Harapan kami dengan dana 15 miliar tersebut pembangunan GOR bisa selesai, tapi ternyata dari hitungan pembangunan standar GOR tipe B, anggaran segitu tidak cukup, tapi kalau kita ngomong ideal memang harus ada dana tambahan lebih dari 15 miliar,” ungkapnya.
Ditambahkan Dewa Ari, dari hitung-hitungan PU untuk ideal pembangunan GOR tipe B membutuhkan dana sekitar 23 miliar, jadi dengan dana yang ada saat ini cuma 15 miliar, ada kekurangan sekitar 8 miliar. Menurutnya hal ini menjadi kerja keras Pemerintah Daerah dan semua pihak untuk mensukseskan pembangunan GOR tersebut. Menurut Dewa Ari, untuk mempersiapkan fasilitas semestinya menjadi tanggungjawab dari Pemerintah Daerah, sedangkan KONI secara teknis membantu Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan event Porprov. Tugas KONI lebih banyak di persiapan atlet. ” Sebagai tuan rumah kita semua harus bekerja untuk mensukseskan semua itu. Untuk fasilitas sebenarnya tugas dari Pemerintah Daerah, secara teknis kami hanya membantu, persipan kami untuk menyiapkan atlet,” tambahnya.
Dewa Ari menambahkan, pembangunan GOR tipe B tersebut nantinya tidak hanya untuk persiapan Tabanan sebagai tuan rumah Porprov 2019, namun kalau seandainya Bali bisa jadi tuan rumah PON 2024, maka GOR yang ada di Tabanan bisa dipakai untuk pertandingan pada PON nanti. ” Gor ini nantinya tidak hanya untuk Poprprov 2019 saja, seandainya nanti Bali dipilih jadi tuan rumah PON 2024 maka GOR ini bisa dipakai untuk pertantingan,” lanjutnya.
Sementara itu Kepala Bidang Bangunan Gedung, Dinas PU Tabanan, Kadek Faridatini Sueca menjelaskan, dimana untuk pembangunan GOR tipe B yang awalnya direncanakan dengan dana 15 miliar sudah selesai ternyata ada perubahan. Hal tersebut mengacu dari standar pembangunan GOR tipe B Nasional, dimana standarnya luasnya sekitar 3000 m2, dengan standar harga di Tabanan tahun ini per meter persegi 7,4 juta, sehingga memerlukan dana sekitar 23 miliar dan ada kekurangan dana sekitar 8 miliar. ” Dari standar luasan GOR tipe B yaitu 3000 m2 kita butuh dana 23 miliar, jadi kita kekurangan dana sekitar 8 miliar,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut bisa diatasi dengan merubah SK Juknis dari pemberi bantuan dalam hal ini Propinsi, yang dianggarkan lewat BKK Propinsi. Dimana dalan SK Juknis tersebut agar dinyatakan kalau bantuan yang diberikan tersebut merupakan bantuan tahap satu bukan langsung selesai. Kalau dinyatakan langsung selesai maka pembangunan GOR tersebut harus dibangun dengan anggaran 15 miliar dan tidak bisa mengacu ke tipe B. ” Agar SK Juknisnya yang dirubah. Agar dalam SK tersebut dinyatakan bantuan senilai 15 miliar hanya tahap pertama, entah selanjutnya Propinsi mau membantu lagi itu terserah meraka. Kalau dalam SK dinyatakan dengan bantuan 15 miliar selesai maka harus dibangun sesuai dana dan kita tidak bisa membangun GOR tipe B. Untuk kekurangannya nanti agar APBD yang memenuhi,” ungkapnya.
Sedangkan terkait bentuk ciri khas bangunan, Faridatini berharap agar pembangunan GOR di Tabanan mempunyai ciri khas tersendiri agar tidak sama dengan GOR Daerah lain. Dimana nanati agar bisa mencirikan GOR Tabanan bisa memainkan material yang dipakai, serta menonjolkan sebuah icon yang ada di Tabanan seperti bangunan lumbung padi ( jineng). ” Untuk konsep nantinya biar ada ciri khas Tabanan. Nanti bisa dimainkan lewat material yang dipakai atau nanti pembangunan kanopi dengan bisa pakai atap lumbung. Bagaimana nanti biar ada ciri khas GOR di Tabanan,” pungkasnya. (*KB).