DENPASAR, Kilasbali.com-Gempuran sektor pariwisata di Bali berdampak pada peningkatan alih fungsi lahan khususnya pertanian. Pembangunan akomodasi wisata seperti hotel, vila dan jenis lainnya banyak mencaplok lahan pertanian. Pasangan Cagub dan Cawagub Bali nomer urut 1 ternyata memiliki solusi menekan alih fungsi lahan ‘mengawinkan’ dengan sektor pariwisata. Seperti apakah?
Jurus jitu menekan alih fungsi lahan, dibeberkan pada acara Kupas Kandidat yang diadakan TVRI Nasional, Rabu (11/4) malam. Cawagub Cok Ace tak menyangkal sektor pariwisata salah satu penyebab tingginya alih fungsi lahan di Bali. Cok Ace mengawali pemaparan dengan rendahnya pendapatan petani yang diakumulainya hanya Rp 3 juta per bulan jika memiliki 1 hektar sawah. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan bagi mereka yang bergelut di sektor wisata.
Karena rendahnya penghasilan petani, menjadi salah satu faktor masyarakat lebih memilih menjual atau mengontrakan lahan pertanian untuk pariwisata. Paradigma tersebut, menurut Ketua PHRI Bali ini harus dirubah. Dengan menjadikan pertanian, baik itu lahannya, proses produksi hingga pemanenan menjadi atraksi wisata.
“Pertanian jangan hanya dilihat dari aspek produksi gabah saja. Pertanian bukan hanya produsen, tapi harus dijadikan atraksi bagi wisatawan sehingga memiliki manfaat lain,”katanya. Cok Ace mencontohkan lahan pertanian di Jati Luwih Tabanan, selain memproduksi gabah juga mendapatkan pemasukan puluhan miliar karena menjadi salah satu obyek wisata di Kabupaten Tabanan. (*KB).