CeremonialTabanan

Ribuan “Semedi” Iringi Prosesi Pengabenan Ibunda Edi Wirawan

    TABANAN, Kilasbali.com – Ribuan “Semeton Edi Wirawan” (Semedi) mengiringi kepergian almarhum Ni Nengah Sundri dalam prosesi pengabenan yang berlangsung di setra Batugaing, Desa Beraban, Kediri Tabanan, Senin (21/5/2018). Almarhum sendiri merupakan ibunda I Made Edi Wirawan, SE., yang saat ini duduk sebagai Ketua PAC PDIP Kediri sekaligus juga anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan.

    Ribuan Semedi itu sendiri merupakan warga Desa Beraban, khususnya warga Banjar Batugaing Kaja dan Batugaing Kelod. Selain juga kader-kader PDIP se-Kediri dan para loyalis Edi Wirawan. Suasana duka atas berpulangnya ibunda Edi Wirawan ini juga terlihat sejak hari berpulangnya pada Sabtu (12/5) lalu dengan mengalirnya karangan bunga ke rumah duka di Banjar Batugaing Kelod. Diantaranya dari tokoh masyarakat se-Kecamatan Kediri, pengurus PAC PDIP Kediri, dari masing-masing pengurus ranting dan anak ranting PDIP se-Kediri. Termasuk dari ketua DPC PDIP Tabanan yang juga wakil bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, Ketua DPRD Tabanan dan seluruh fraksi di DPRD Tabanan, anggota DPR-RI I Made Urip serta berbagai kalangan lainnya.

    Baca Juga:  Pemotor Tertindih Truk Terguling di Jembatan Tukad Yeh Nu

    Tidak itu saja, rasa duka dan turut berbela sungkawa juga disampaikan secara langsung oleh berbagai tokoh ke rumah duka. Seperti Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Ketua DPRD Bali Nyoman Wiryatama dan berbagai kalangan lainnya. “Kami selaku keluarga yang berduka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas perhatian, kepedulian dan dukungan hingga prosesi pengabenan almarhum bisa berjalan lancar, labda karya dan sidaning don,” ungkap Made Edi Wirawan disela-sela berlangsungnya prosesi.

    Setra Batugaing ini berjarak kurang lebih satu kilometer kearah utara dari rumah duka dan melintasi jalur satu-satunya menuju DTW Tanah Lot. Otomatis prosesi pengabenan yang menggunakan bade tumpang lima, sebuah lembu hitam serta dua sekehe gong dan dua sekehe angklung ini menarik perhatian para wisatawan yang akan berkunjung ke Tanah Lot. Adapun sekehe angklung dan gong tersebut masing-masingnya dari Desa Bengkel, Dukuh serta Batugaing Kaja dan Batugaing Kelod. Setidaknya selama satu jam jalur menuju Tanah Lot sempat macet.

    Baca Juga:  Baliho Giri Prasta Bali 1 Muncul di Kediri, Begini Kata Ketua PAC PDIP Setempat

    Edi Wirawan menjelaskan, prosesi pengabenan ibunda tercintanya ini juga diikuti oleh lima sawa lainnya yang merupakan anggota keluarga besar Kubayan Wongaya Gede di Batgaing. Sehari pasca pengabenan ini dilanjutkan dengan prosesi nyegara-gunung. “Seluruh prosesi ini berakhir dengan prosesi ngelinggihan yang berlangsung selasa (22/5/2018)”, tutup Edi Wirawan. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi