PariwisataTabanan

Barong Kuluk Tarik Perhatian Pengunjung Tanah Lot Festival

    TABANAN, Kilasbali.com-Ada yang menarik hiburan budaya dalam pementasan di Tanah Lot Art and Food Festival II pada Minggu (19/8/2018).Tiba-tiba wisatawan yang berkunjung dikagetkan dengan pementasan Tari Barong Kuluk (Anjing). Sontak saja karena penasaran wisatawan menyerbu panggung utama.

    Tari Barong Kuluk dibawakan oleh Sanggar Cenik Lantang dan Sanggar Padma Budharem yang turut meriahkan Festival Tanah Lot itu. Dengan gerak tarian dan wujud barong mirip kuluk tersebut mampu menyedot perhatian wisatawan untuk berlomba mengabadikan moment tersebut.

    Penggagas Barong Kuluk, I Nyoman Ardika alias sengap menjelaskan, pilih buat barong kuluk karena kuluk simbul taksu di Bali. Dan ia terinsfirasi dari cerita Mahabarata dimana asu (kuluk) tersebut adalah titisan Sang Hyang Dharma yang mampu tembus ke Sorga. “Oleh karena itu kuluk ini saya buat berupa barong karena barong tersebut berarti raja hutan,” ungkapnya.

    Dikatakan pula, kuluk adalah simbul kesetiaan. Dimana khususnya di Bali kuluk adalah alarm. Seperti ketika ada orang yang sakit kuluk yang mengisyaratkan. Begitu pula ketika ada orang datang ke rumah kuluk tersebut yang memberikan alarm. Bahkan kuluk juga digunakan sebagai sarana upakara. “Jadi dengan jasanya itu, kita orang Bali patut menjaganya,” tegas Sengap.

    Baca Juga:  Polisi Ungkap Motif Penganiayaan Berujung Maut di Desa Nyambu

    Dalam menarikan menurut sengap tidak ada pakem khusus. Hanya menari dengan gerak bebas sesuai dengan gerak anjing pada umumnya. Termasuk durasi menari sesuai dengan yang menarikan tidak ada pakem khusus.

    Sengap mengaku ia tidak sendiri membuat Barong Kuluk ini. Pemesan ia tunggu sampai enam bulan. Maklum saja barong kuluk dengan hasil bulunya putih dengan punggalan (wajah) barong mirip kuluk ini lumayan rumit dikerjakan. “Jadi ini memang langka, dan juga baru dua kali kami pentaskan,” beber Sengap. Dengan dipentaskan Barong Kuluk ini masyarakat Bali diharapkan lebih menjaga terutama anjing lokal Bali. Supaya tidak sampai anjing lokal Bali punah pada zamanya.

    Sementara itu salah satu penari Barong Kuluk, Andhika Ramdhan Madhin (26), asal Banjar Delod Rurung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini mengaku sedikit sulit dalam menarikan. Karena tidak ada pakem yang jelas seperti menarikan barong cat pada umumnya, harus mampu menyesuaikan dengan gambelan agar gerak tari menjadi indah dilihat penonton. “Sedikit rumit, tetapi saya bisa tarikan,” ujarnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi