PeristiwaTabanan

Seorang Anggota TNI Ditemukan Tewas di Depan Kantor BPJS Tabanan

    TABANAN, Kilasbali.com-Seorang anggota TNI, Serka I Made Suastika, 48, ditemukan tewas di depan Kantor BPJS, By Pas Ir Soekarno, masuk Banjar/Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan pada Minggu (4/11/2018) pagi. Korban ditemukan dengan kondisi sudah kaku dan mulut mengeluarkan busa. Tidak ditemukan tanda kekerasan, diduga korban meninggal karena memiliki penyakit jantung, sesak nafas dan hipertensi.

    Informasi yang dihimpun, kematian korban dengan kepala menghadap ke timur dan kaki menghadap ke barat tersebut sempat gegerkan warga. Bermula dari pegawai indomaret, Muhamad Irwandi, 22, yang ada di seberang utara jalan datang sekitar pukul 06.00 Wita untuk bertugas mengira ada orang tidur. Dan disebelahnya terparkir kendaraan korban Honda N Max nopol DK 6413 QC.

    Muhamad pun tidak membangunkan karena dikira tidur biasa. Dia berpikir orang yang saat itu tidur terlentang akan bangun ketika ada sinar matahari lalu ia pun masuk ke dalam Indomaret. Selang beberapa menit, datang seorang ibu-ibu yang hendak berbelanja ke Indomaret sekitar pukul 08.00 Wita. Melihat orang tidur namun sudah dikerumuni lalat.

    Ibu ini lalu melaporkan ke pegawai Indomaret atas apa yang dilihat. Mereka pun sama-sama mengecek dan didapati korban sudah kaku, mengeluarkan busa dari mulut, dan tubuh korban dilihat sudah berwarna agak biru dan kekuningan. Kejadian ini akhirnya dilaporkan ke Supervisor dan diteruskan ke Polisi Polres Tabanan.

    Baca Juga:  Atasi Stunting 'Berkunjung dan Berbagi', Rai Wahyuni Sanjaya Berkolaborasi dengan Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali

    Beberapa saat kemudian datang tim inafis Polres Tabanan untuk lakukan olah TKP. Areal Kantor BPJS pun saat itu dipasangi garis polisi. Kemudian sekitar pukul 10.00 Wita korban Serka Swastika langsung dibawa ke BRSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan luar.

    Kapolsek Kediri, Kompol I Nyoman Suana mengatakan penyebab kematian korban belum diketahui. Masih akan dicek. “Belum kami dapat simpulkan,” ujarnya singkat.

    Pantuan dilapangan suasana duka sangat dirasakan didepan ruang Jenazah BRSUD Tabanan. Terlebih istri dan putri korban menangis histeris menerima kabar duka tersebut. Istri korban Ni Nengah Surji terus menangis tiada henti. Bahkan untuk dibawa pulang ia harus dipapah oleh keluarganya. Begitu pula anak kedua korban Iin menangis sambil terus menyebut nama bapak. Ia pun saat itu dirangkul oleh keluarga.

    Tampak pula rekan korban sesama anggota TNI turut memenuhi areal sisi ruang jenazah BRSUD Tabanan turut memasang raut muka sedih. Tidak ada yang menyangka kepergian korban sedemikian cepat. Padahal korban Suastika dikenal orang yang bertanggung jawab serta pandai bergaul.

    Baca Juga:  Dibayangi Kematian Mendadak! Peternak Bebek di Gianyar Was-was

    Informasinya korban yang bertugas diĀ Intel Kodam Wira Bhuana, Kuta, Deninteldam IX Udayana datang dari bertugas mengecek Tanah Longsor di wilayah Kecamatan Kediri. Karena tengah malam hujan lebat, korban Serka Suastika diperkirakan berteduh disamping diprediksi penyakitnya kambuh.

    Menurut petugas Jaga BRSUD Tabanan, dr Dendra Purana pasien Swastika tiba di ruang jenazah BRSUD Tabanan sekitar pukul 10.45 Wita. Pasien tiba dengan kondisi sudah meninggal dan tubuhnya kaku. Dari pemeriksaan luar ditemukan kbusa warna putih dan kekuningan dari mulut korban serta kondisi lebam mayat. “Kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan dibagian tubuh korban,” ujarnya.

    Kata dia, melihat dari kondisi korban yang sudah ada tanda lebam mayat, kematian korban diperkirakan sudah lebih dari 6 jam. Hanya saja terkait dengan penyebab kematian secara pasti belum bisa ditentukan karena harus dilakukan otopsi. “Penyebab pasti belum bisa kami pastikan, namun ada dugaan kena penyakit jantung, hipertensi dan sesak nafas,” tegas dr Purana.

    Sementara itu, keluarga korban, I Wayan Sukana notabane kakak sepupu korban mengaku sudah menerima kematian sang adik. Oleh karena itu pihak keluarga tidak menginginkan jenazah korban untuk di autopsi. “Dokter juga sudah mengatakan diduga korban meninggal karena jantung, sesak nafas serta hipertensi. Dan memang punya riwayat penyakit tersebut, saat malam itu diduga kambuh. Jadi kami pasrah saja,” ujarnya.

    Baca Juga:  Polisi Ungkap Motif Penganiayaan Berujung Maut di Desa Nyambu

    Kata Sukana, adiknya selain menjadi seorang TNI, di Banjar Kukuh Kangin, Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan juga seorang pemangku Pura Panti Mas. Sehingga terkait dengan upacaranya, dipastikan akan langsung dibakar. “Tetapi kapan itu kami belum tahu masih rembuk, sekarang fokus dipengurusan jenazah setelah itu dibawa pulang,” bebernya sembari menuturkan jika pribadi sang adik adalah sosok orang yang polos, bertanggung jawab dan pintar bermasyarakat.

    Buat selamanya, almarhum meninggalkan satu orang istri, Ni Nengah Surji serta dua orang putri bernama Titin dan Iin. Sekitar pukul 11.00 Wita jenazah masih di ruang jenazah BRSUD Tabanan untuk dibersihkan. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi