DenpasarPariwisata

Garap Potensi Desa Wisata di Dentim

    DENPASAR, Kilasbali.com-Masih banyak desa di kawasan Denpasar Timur yang bisa dikembangkan menjadi desa wisata. Penegasan tersebut dikatakan salah satu tokoh asal Kesiman, Denpasar Timur, I Wayan Jelantik saat ditemui di rumahnya.

    “Asal ada pendampingan, setiap desa memiliki keunikan yang bisa “dijual” sebagai kawasan destinasi wisata. Tergantung bagaimana kita mengemasnya,” tutur pria yang kini mencalonkan diri sebagai calon legeslatif Dapil Dentim, Senin (4/1/2019).

    Menurutnya, potensi desa wisata harus segera digarap. Mengingat Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia, banyak wisatwan domestik maupun mancanegara yang datang, potensi ini harus bisa dimanfaatkan.

    “Setiap wisatawan yang datang ke Bali, pasti melintas di Kota Denpasar. Nah dengan adanya desa wisata, mereka akan singgah untuk menikmati apa yang disajikan. Jadi tidak sekedar lewat begitu saja,” sebutnya.

    Baca Juga:  Aice Ria Ria Kacang Hijau Angkat Cita Rasa Lokal

    Dengan demikian, tambahnya, secara tidak langsung akan mendongkrak perekonomian masyarakat yang ada di kawasan desa wisata. “Jadi, begitu ramai dikunjungi wisatawan, maka lapangan pekerjaan akan tumbuh, begitu juga dengan usaha kecil menengah,” bebernya.

    Di Denpasar Timur sendiri telah terdapat beberapa desa wisata, salah satunya Desa Kertalangu. “Inilah salah satu yang harus di contoh. Apalagi di Dentim sendiri sangat lengkap. Mulai dari sungai, pantai serta potensi lainnya,” jelasnya.

    Sementara saat ditanya terkait desa mana yang bisa digarap sebagai desa wisata? Jelantik mengatakan, Subak Buwaji, Desa Kesiman.

    Baca Juga:  Pimpinan DPRD Provinsi Bali 2024-2029 Resmi Dilantik

    “Ini menjadi satu-satu sawah yang ada di tengah jantung Kota Denpasar yang perlu kita pertahankan. Kemudian di sana kita buat jogging track bagi wisatawan sambil menikmati panorama dan segarnya udara di kawasan persawahan,” ucapnya.

    Jelantik menambahkan, jika itu terealisasi maka pengelolaanya diserahkan pada krama subak. “Hasil dari retribusi ini dikembalikan ke subak untuk dikelola sebagai dana untuk mensubsidi kebutuhan petani. Mungkin untuk pupuk maupun pajak,” tandasnya. (jus/*KB).

    Back to top button