TABANAN, Kilasbali.com– Galian C batu padas yang berlokasi di Banjar Dauh Jalan, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, belakangan ini kembali beroperasi. Hal tersebut jelas membuat masyarakat sekitar resah, terlebih tragedi seorang buruh yang tertimbun longsor dan meninggal dunia masih lekat diingatan tahun 2017 lalu.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, aktifitas penggalian kembali dilakukan sekitar satu minggu belakangan ini. Sejumlah buruh nampak mengangkut padas dari areal galian menuju pinggir jalan dan langsung dinaikkan ke atas mobil.
Salah seorang warga yang enggan dikorankan namanya menuturkan jika warga setempat yang mengetahui hal tersebut otomatis merasa resah lantaran galian C yang sudah ditutup tersebut sejak awal memang tidak berijin dan sudah menelan korban jiwa di tahun 2017 lalu. Dimana seorang buruh tertimbun longsoran batu padas kemudian tenggelam dan mayatnya baru bisa dievakuasi beberapa hari setelahnya. “Sudah sekitar satu minggu beroperasi lagi secara sembunyi-sembunyi,” ungkapnya Rabu (6/2/2019).
Bahkan beredar kabar jika aktifitas penggalian kembali terjadi lantaran ada orang kuat yang membekingi galian C tersebut. Dimana aktifitas penggalian itu dilakukan oleh lima orang pengusaha dan sudah memberikan uang dengan nominal tertentu kepada oknum orang kuat tersebut sehingga berani beroperasi kembali. “Informasi yang beredar begitu, lima orang pengusaha ini sudah memberikan uang pemulus yang diserahkan ke oknum itu agar aktifitas mereka lancar,” tukasnya.
Kondisi tersebut kata sumber sudah dilaporkan ke perangkat desa setempat hanya saja diminta untuk berunding dulu dengan Kelian Dinas, lalu hasilnya baru disampaikan ke Desa untuk ditindaklanjuti. “Kalau seperti itu kan lama, padahal sudah jelas disana tidak boleh ada aktifitas lagi,” imbuhnya.
Sedangkan dari pantauan di lapangan, salah seorang buruh yang sedang mengangkut padas mengatakan jika ia bersama beberapa orang rekannya sudah bekerja di lokasi tersebut sejak satu minggu yang lalu. Menurutnya, penggalian batu padas yang dilakukan baru sampai kedalaman 2 hingga 3 meter. “Saya cuma buruh, dikasi ongkos 1 bata Rp 800,-. Sekarang dinaikkan ke mobil mau bawa ke gudang,” papar buruh tersebut.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Perbekel Kelating, I Made Suama mengatakan jika pihaknya belum mengetahui jika galian C tersebut kembali beroperasi. Hanya saja beberapa hari yang lalu, salah seorang warganya sempat melapor kepada dirinya akan kondisi tersebut. “Tetapi saya belum sempat turun ke lapangan untuk mengecek langsung,” ungkapnya.
Namun dalam waktu singkat pihaknya akan melakukan pengecekan guna memastikan laporan tersebut. (*KB).