DENPASAR, Kilasbali.com– Ribuan massa dari taxi konvensional berkumpul dan memenuhi pintu masuk Kantor Gubernur Bali, Jalan Basuki Rahmat, Renon, Denpasar, Kamis (7/2/2019) pagi. Mereka melakukan demo dengan menggelar aksi damai menuntut janji kampanye Gubernur Koster terkait penutupan taxi online.
Salah satu koordinator demo, I Gusti Agung Made Agung mengatakan, kedatangan massa dari taxi konvensional dari seluruh Bali tersebut, sebanyak 50.000 orang. “Kedatangan kami untuk menyampaikan aspirasi sesuai dengan janji Gubernur saat kampanye, menutup taxi online,” ujarnya.
Menurutnya, taxi berbasis jaringan tersebut merugikan Bali. Pasalnya, banyak dari mereka yang tidak paham betul dengan budaya Bali, bahkan ada di antaranya yang tidak bisa berbahasa inggris. Selain itu, banyak juga kendaraan bernomor polisi luar Bali beroperasi menjadi taxi online, sehingga pajak kendaraan tidak didapatkan pemerintah daerah.
“Tutup online, karena harga tidak standar dan merugikan kami. Jika harganya standar, itu tidak masalah bagi kami,” tuntutnya seraya mengatakan, problem harga yang menjadi permasalahan besar. Oleh karena itu, pihaknya menuntut agar taxi online di tutup.
Setelah melakukan aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 WITA, sebanyak 12 orang perwakilan diperbolehkan masuk menemui Gubernur Koster, sekitar pukul 11.00 WITA. Sayangnya, saat perwakilan tersebut masuk, protes pun terjadi. Massa ingin semua perwakilan se-Bali juga bertemu Koster, bukan hanya satu organisasi yang mewakili mereka. Konflik internal pun sempat terjadi, bahkan mengancam ingin membubarkan diri.
Namun berkat arahan Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol Nyoman Gatra, massa akhirnya dapat ditenangkan, dan konflik internal pun dapat diredam. “Saya himbau untuk tenang, jangan terpancing. Percayakan kepada 12 orang itu untuk mewakili aspirasi saudara-saudara,” ujar Gatra menenangkan pengunjuk rasa.
Seusai menerima perwakilan pendemo, Gubernur Bali, Wayan Koster akhirnya menemui para supir konevnsional yang melakukan orasi di depan Kantor Gubernur Bali. Di hadapan ribuan para supir konvensional, Koster berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dalam penyampaiannya itu, Koster juga menyempatkan diri menenangkan massa. “Semeton sareng sami, suksema, bahwa yang datang ini bukan untuk demontrasi. Tetapi untuk bertemu dengan gubernur (dirinya, red),” ujarnya.
Menurutnya, momentum ini adalah waktu yang tepat. Akan tetapi sebenarnya, begitu dirinya menjadi gubernur pihaknya ingin segera bertemu. Apalagi pihaknya telah berjanji ingin bertemu dengan perwakilannya waktu itu. “Jodoh namanya hari ini bisa ketemu. Makanya begitu dibilangin saya langsung terima,” ujarnya.
Koster mengaku masih ingat betul apa yang disampaikan saat dirinya berkampanye. Kendatipun demikian, pihaknya meminta agar para sopir konvensional untuk bersabar, jangan buru-buru, dan tenang dulu. Koster mengatakan, langkah awal yang akan dilakukannya itu adalah memperkuat paguyuban ini (sopir taxi konvensional, red) dalam melakukan pelayanan transportasi, baik untuk wisatwan maupun masyarakat Bali.
“Dalam pelayanan dibidang transportasi ini, maka kami menyiapkan sistem/aplikasi yang khusus digunakan untuk anggota ini semua. Kami buatkan aplikasi online juga,” kata Koster seraya disambut riuh para supir.
Koster menegaskan, pihaknya akan membuatkan sebuah sistem aplikasi online yang dioperasikan secara konvensional maupun modern. “Saya sudah bicara dengan ini (perwakilan taxi online, red). Cari waktu yang tepat, prinsipnya sama. Udalah jangan banyakan ngomong, masak ngak percaya sama saya. Jadi tunggu waktu yang tepat, saat ini belum waktu yang tepat untuk melakukan itu (aplikasi, red). Sabar dulu, saya pasti berpihak kepada keinginan dan aspirasi kawan-kawan semua. Pasti. Tunggu dulu waktunya. Tunggu lagi dikit aja,” jelas Koster seraya menambahkan agar tidak ribut dan tertib di jalan.
Seusai penemui pendemo, kepada awak media, Koster mengatakan, aspirasi yang datang tersebut meminta agar taxi online ditutup. Koster pun mengaku memahami aspirasi tersebut. Pihaknya mengaku telah membuatkan sebuah sistem (aplikasi online, red). “Sudah selesai kok. Akan kita operasikan,” ujarnya.
Sementara saat ditanya kapan akan dioperasikan? Koster mengaku akan melakukan uji coba terlebih dahulu. Sedangkan terkait apakah nanti ada payung hukum? Koster menjawab tidak perlu. “Paling juga Pergub,” kata Koster.
Koster menambahkan, aplikasi yang dieperuntukkan bagi para supir konvensional tersebut akan diluncurkan setelah pemilu 17 April mendatang. “Nama aplikasinya Balijek,” tegasnya seraya mengatakan, aplikasi itu ada klasifikasi baik itu untuk roda empat, roda dua, maupun angkutan barang. (jus/*KB).