DenpasarPolitik

Supadma Rudana: Jangan Anggap Tabu di Kampus Membuat Usaha

    DENPASAR, Kilasbali.com-Kreatifitas dapat menekan berita bohong alias hoaks, dan Bali sendiri banyak punya potensi kreatif. Di antaranya kriya, fashion, kuliner, serta yang lainnya. Penegasan tersebut disampaikan Anggota Komisi X DPR RI, Putu Supadma Rudana saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar dengan tema, “Pemuda Milenial: Tingkatkan Moralitas – Stop Hoax and Bullying in Social Media”, di Ksiarnawa, Taman Budaya Bali, Sabtu (16/02/2019).

    Dalam pemaparannya, Supadma Rudana mengatakan, kampus diharapkan tidak hanya difungsikan menjadi tempat belajar saja, akan tetapi juga dimanfaatkan menjadi laboratorium dalam merancang dan membuat sebuah usaha. “Jangan anggap tabu di kampus untuk membuat usaha,” kata pria yang kini mencalonkan diri menjadi calon legeslatif DPR RI dapil Bali dari Partai Demokrat Nomor urut 1 ini.

    Baca Juga:  Aspirasi Petani Milenial Dukung Made Urip Maju Tabanan I

    Menurutnya, potensi yang ada terutama kegiatan sehari-hari bisa dimanfaatkan, sehingga menjadi kontribusi ekonomi. Apalagi potensi sektor ekonomi kreatif itu sangat banyak, mecapai 16 sub sektor ekonomi kreatif. Di antaranya, developer, game, animasi, maupuan yang lainnya, yang kesemuanya itu belum tergarap dengan baik. Untuk di Bali sendiri, lanjut Supadma Rudana, yakni potensi kearifan lokal yang sangat besar. “Dengan online, kita tidak perlu toko, bahkan bisa lebih murah,” tuturnya.

    Supadma Rudana yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) ini, juga menyinggung terkait Bali sebagai destinasi pariwisata utama Nasional dan internasional. Di mana, tahun 2019 ini, ditargetkan 20 juta wisatawan mancanegara hadir di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut berdampak pada pertumbuhan industri senilai Rp300 triliun. “Jadi kesempatan ekonomi kreatif dan pariwisata ini jangan dilepas begitu saja,” ujarnya.

    Baca Juga:  PLN Bali Siap Sambut Arus Balik, Siaga dan Waspada di SPKLU

    Pihaknya pun memprediksi, ke depan proyeksi adalah jasa yang punya keuntungan langsung diterima oleh kalangan middle (pelaku usaha). Untuk itu, menafaatkan teknologi informasi dalam mempromosikan produk-produk yang dipasarkan akan lebih cepat. “Menjual produk pariwisata di Bali ini melalui tour ke Bali melalui portal atau software akan sangat menguntungkan. Karena, biaya yang keluar tidak terlalu banyak,” tandasnya. (jus/*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi