DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik usulan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Bali yang menginisiasi Hari Gerakan Peduli Sampah Plastik, khusus untuk di Bali.
Apresiasi tersebut, disampaikan Koster usai Dialog Publik, Bali Darurat Sampah Plastik, di Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Kamis (28/2/2019).
“Setuju. Kita akan membuat hari untuk memperingati Hari Gerakan Peduli Sampah Plastik. Jadi, kita akan membuatkan hari khusus untuk membersihkan sampah palstik di seluruh Bali secara bersamaan,” kata Koster.
Lebih lanjut mengatakan, pihaknya pun akan segera melakukan konsultasi terkait usulan tersebut dengan melibatkan baik dari kelompok maupun staf ahli Provinsi Bali.
“Kita akan konsulatasi terlebih dahulu. Dan untuk harinya, kita akan cari hari baik dengan memohon pertimbangan dari sulinggih,” tandasnya.
Sementara itu, Tokoh muda peduli sampah plastik sekaligus Ketua Panitia Dialog Publik, I Ketut Bagus Arjana Wira Putra mengatakan, selain usulan Hari Gerakan Sampah Plastik, pihaknya juga mengusulkan agar membuat kongres pembrantasan sampah plastik.
“Jadi hari gerakan sampah plastik ini, kita turun untuk membersihkan lingkungan masing-masing, sekaligus kita lombakan hasil dari kegiatan bersih-bersih ini,” ujarnya.
Pemuda yang akrab disapa Bagawatra ini menambahkan, gerakan peduli sampah plastik ini berawal dari kepeduliannya terhadap Bali sebagai destinasi wisata dunia, namun dipenuhi sampah plastik.
Bahkan, dalam IMF-WB tahun kemarin, sampah plastik menjadi topik perbincangan dalam pertemuan tahunan bank dunia tersebut.
“Sampah plastik itu banyak ditemukan, baik itu di darat, di gunung, danau, sungai, dan juga lautan. Jadi jangan sampai Bali yang menjadi destinasi wisata dunia ini dipenuhi oleh sampah palstik,” tuturnya.
Menurutnya, sebagai destinasi dunia, Bali sudah banyak memberikan penghidupan bagi warganya. Untuk itu, sudah sepantasnya memberikan pembalasan terhadap Bali itu sendiri.
“Jadi salah satu caranya, yakni peduli terhadap lingkungan, khsususnya terhadap sampah plastik. Jangan sampai destinasi wisata dunia berubah menjadi destinasi sampah plastik,” tandasnya. (jus*/kb)