DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali Wayan Koster mengajak segenap masyarakat Bali untuk bersama-sama menyukseskan pemilu Serentak tahun 2019. “ Mari kita ciptakan suasana yang kondusif, aman, nyaman dan damai serta menjaga nama baik Bali dihadapan masyarakat nasional dan internasional,” ucap Gubernur dihadapan awak media di Kawasan Jayasabha, Denpasar, Kamis (4/4/2019) siang.
Koster menyebut, hal tersebut sejalan pula dengan himbauan Presiden Joko Widodo untuk tetap menjaga situasi yang kondusif.
“Tunjukkan pula citra dan nama baik Bali sebagai pulau yang memiliki peradaban dengan budaya tinggi serta sebagai destinasi pariwisata dunia,” kata Koster yang dalam kesempatan tersebut didampingi Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Jero Gede Suwena Putus Upadesa serta Ketua PHDI Bali Prof. I Gusti Ngurah Sudiana.
Lebih lanjut, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilih sebagai warga negara untuk memilih para pemimpin bangsa.
“Mari semuanya yang punya hak pilih untuk berbondong-bondong ke TPS pada 17 April untuk memilih presiden, wakil presiden serta wakil rakyat yang berkomitmen kuat untuk menegakkan ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka tunggal Ika,” ajak Gubernur.
Koster juga menghimbau kepada instansi pemerintah, perusahaan dan lembaga swasta lainnya untuk mendukung dan memberikan kesempatan pada karyawannya untuk meggunakan hak pilihnya ke TPS-TPS yang sudah ditentukan.
“Bagi perusahaan swasta saya harap untuk memberikan kesempatan minimal memberikan jadwal shift untuk karyawan yang akan menggunakan hak pilihnya,” harap Koster. Ia juga menargetkan persentase keikutsertaan warga dalam menggunaan hak pilih bisa mencapai 80 % tahun ini.
Sementara itu Jero Suwena juga mengharapkan para Bendesa dan pecalang di Desa Pekraman setempat bisa membantu para petugas untuk pengamanan selama jangka waktu pencoblosan.
“Sesuai dengan kesepakatan kita bersama sebelumnya untuk menyukseskan pemilu ini,” kata Jero Suwena.
Di lain pijak, Prof Sudiana mengingatkan krama Bali agar tidak golput karena memilih pemimpin adalah bagian dari dharmaning negara, kewajiban untuk menentukan masa depan negara.
“Saya harap krama yang sedang ada upacara atau piodalan untuk dapat mengatur diri dan waktunya agar berkesempatan mencoblos di TPS,” tutup Prof Sudiana. (rls*/kb)