MANGUPURA, Kilasbali.com – Pengerjaan galian kabel bawah tanah dengan system bor yang sedang berjalan di wilayah Unggasan, Jimbaran, dan Kedonganan, tentu akan menimbulkan kemacetan di beberapa spot. Khusus di spot – spot di mana mesin bor akan di letakkan, sudah di antisipasi oleh pihak pelaksana. “Agar tidak terjadi kemacetan, di setiap ruas jalan yang sedang di kerjakan, kami antispasi dengan menempatkan petugas sebagai pengatur lalulintas,” kata Pelaksana Proyek, Ade Santoso, Senin (15/4/2019).
Menurutnya, galian kabel milik PLN SKTT kV 150, merupakan system baru untuk mengurangi semerawutnya utilitas. Di mana Penanaman Kabel bertegangan tinggi yang masih dalam proses pengerjaan ini, di rencanakan akan tuntas pada Mei 2019 nanti. “Pelaksananya pun kami harap tidak akan menganggu aktivitas masyarakat, terutama pengguna jalan,” ujarnya.
Ade Santoso menegaskan, proyek dengan system bor (bawah tanah), untuk di harapkan lebih aman, jika terjadi sesuatu. Lebih lanjut mengatakan, ini sudah menjadi perhatian dari pihak pelaksana maupun PLN sendiri. “Koordinasi antara pelaksana dengan instansi terkait di dalam pelaksanaanya, sudah ada dalam draf baik itu perijinan maupun system pengerjaannya,” bebernya.
Ade Santoso menambahkan PT. PRYSMIAN Cables & System, selaku pelaksana di lapangan, telah melakukan koordinasi dengan PJN Metro Denpasar, untuk Jalan Nasional. “Pengerjaan yang ada di Wilayah Badung, akan ada mengerjakan di tiga ruas Jalan, yaitu Jalan Bali Clif yang ada di Pecatu. Jalan Raya Jimbaran serta Jalan Segara Madu di Kelurahan Kelan, dan berakhir di Bandara Ngurah Rai,” bebernya.
Untuk progress sendiri, lanjut Ade Santoso, di semua segmen sudah berjalan sesuai rencana. Sedangkan pengerjaan transmisi bawah, yang berada di wilayah Jimbaran, mendapat perhatian ekstra dari pihaknya. Karena jalan utama untuk menuju kawasan wisata pantai, maupun hotel yang di wilayah tersebut. System bor dan penempatan mesin yang sudah di atur jaraknya antara satu mesin dengan mesin lainnya. Di harapkan kemacetan tidak akan terjadi. “Dengan jarak sekitar 100 sampai dengan 200 meter, antara mesin yang satu dengan yang lainnya, dan di bantu petugas yang khisus mengatur lalulintas, kami harap kemacetan tidak akan terjadi,” harapnya.
Lenih jaiuh menjelaskan, mengantisipasi kemacetan di wilayah Jimbaran, menjadi prioritas utama dari pihak pelaksana. Untuk pengerjaan dari Patung Nakula, Simpang empat menuju arah utara Jalan Raya Jimbaran, dan Kelurahan Kelan yang tembus ke Jalan Segara Madu, dan berakhir di Bandara, pihak pelaksana akan melipat gandakan jumlah tenaga maupun peralatan berikut tenaga pengantur di setiap spot mesin bor itu berada.
“Proyek dengan panjang 10,2 km adalah proyek prestisius yang menggunakan peralatan khusus, seperti mesin bor berkekuatan 30 ton lebih. Selain itu, juga didukung tenaga – tenaga dan teknisi yang sudah berpengalaman,” tandasnya. (jus*/kb)