DENPASAR, Kilasbali.com – Ibadah Perjamuan Kudus Jumat Agung di GPIB Maranatha Denpasar berlangsung khusuk pada Jumat, (19/4/2019). Ibadat dipimpin oleh Pendeta Ivon Laila.
Ibadat dilangsungkan selama tiga kali dimulai pukul 5.30 Wita, 17.30 Wita dan pukul 21.00 Wita. Pada ibadah kedua diikuti 1.280 umat Nasrani dengan jumlah umat laki-laki sebanyak 523 orang dan perempuan 757 orang.
Dalam khotbahnya, Pendeta Ivon mengajak umat merenungkan kematian Yesus di kayu salib.
“Yesus memilih jalan kesengsaraan atau via dolorosa untuk menyelamatkan umat manusia di dunia dari dosa,” jelas Pendeta Ivon.
Kematian Yesus menjadi penggenapan akan firman Allah. Misteri kematian Yesus memiliki makna lenyapnya penderitaan dan masalah dosa.
“Itu menunjukkan pengampunan dan cinta kasih Allah kepada umat manusia, Ia mengutus anak-Nya yang tunggal ke dunia untuk mari di tiang kayu salib,” jelasnya.
Prosesi kematian Yesus terbagi dalam tiga tahap yakni, Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah.
Kamis Putih merupakan hari terakhir Yesus duduk bersama murid-muridnya dengan mengadakan perjamuan terakhir. Disitu, Yesus membasuh kaki para murid sebagai simbol dari ajaran melayani yang lebih kecil.
Jumat Agung, merupakan prosesi Yesus dihadapkan pada tentara yang akan menyalibnya. Usai berdoa di taman Getsemani, Yesus dibawa sepasukan tentara kerajaan untuk diadili, kemudian berakhir dengan penyaliban di Golgota atau bukit tengkorak.
Ibadah Jumat Agung menjadi peristiwa inti dari makna Hari Paskah yang prosesi ibadahnya jatuh pada Sabtu atau hari Minggu.
Dalam ibadah Jumat Agung itu, Pendeta Ivon turut mendoakan kondisi negara yang baru saja melewati proses pemilihan dengan damai dan lancar.
Terkhusus, ia juga berdoa untuk gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus R. Golose beserta aparat TNI yang telah bekerja keras menciptakan situasi kondusif selama berlangsungnya pesta demokrasi. (jus*/kb)