DenpasarPendidikan

Wow…!!! Mahasiswi Ini Produksi Pembalut Kain

    DENPASAR, Kilasbali.com – Limbah menstruasi telah menjadi persoalan dunia, tak terkecuali Indonesia dengan jumlah penduduk perempuan produktif lebih dari 170 juta jiwa. Sedangkan sebagian besar perempuannya menggunakan pembalut berbahan plastik polimer dikombinasikan dengan kertas daur ulang seperti yang beredar di pasaran. Selain berbahaya bagi kesehatan, pembalut berbahan polimer juga tidak ramah lingkungan alias susah diurai.

    Berangkat dari keprihatinan itu, mahasiswi Institusi Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali Kadek Windi Astuti gencar mengampayekan penggunaan pembalut ‘reusable pads’. ‘Reusable pads’ adalah pembalut berbahan kain dan kertas dengan sistem ‘waterproofing’ yang bisa digunakan berulang kali. Ia bersama koleganya bakal memroduksi secara massal ‘reusable pads’ pertengahan Mei 2019 ini.

    Baca Juga:  Pesiar The Shivanna Sajikan Keindahan Sunset di Benoa – Bali

    Mahasiswi semester VI jurusan Sarjana Keperawatan ini menjamin, satu buah pembalut kain produksinya bisa digunakan hingga lima tahun. “Sebenarnya ‘reusable pads’ ini ide lama, produknya juga sudah ada. Tapi perempuan enggan menggunakannya. Sehingga kami kampanyekan dan merancang produk yang bisa digunakan sampai lima tahun. Kami akan mulai dari internal kampus,” kata Windi di Denpasar, Jumat (3/5/2019).

    Yang terpenting lagi, lanjut mahasiswi asal Singaraja ini, produknya mudah diurai oleh alam setelah tak digunakan lagi. Windi juga mengungkapkan kekhawatirannya selama ini terhadap limbah menstruasi yang tidak mendapatkan perlakuan khusus, melainkan dicampur dengan sampah rumah tangga.

    Baca Juga:  Fashion Show Peringati Hari Batik Nasional 2024 di The Meru Sanur

    “Bayangkan saja jika di Indonesia satu perempuan memakai 10-15 buah pembalut tidak ramah lingkungan perbulan, dikali 170 juta. Kemudian bermuara di tempat pembuangan akhir, di pantai dan di mana-mana. Namanya limbah menstruasi, pasti tidak elok dibuang ke mana pun,” tambah dia. Karenanya pembalut berbahan kain adalah solusi terbaik sebagai upaya menjaga alam.

    Windi telah menuangkan idenya tersebut ke dalam karya tulis ilmiah. Bahkan karya yang dipresentasikan menggunakan bahasa Inggris itu berhasil membawanya meraih predikat juara II mahasiswi berprestasi tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Bali, NTB, NTT dari 18 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta belum lama ini.

    Tujuan utama yang ingin ia capai adalah menyelamatkan kesehatan perempuan produktif dan ekosistem alam dengan menggunakan ‘reusable pads’. “Kita harus berbuat sesuatu untuk alam yang kita cintai ini sesuai dengan kemampuan masing-masing,” pungkas putri kedua pasangan I Putu Artana dengan Ni Wayan Wenten ini. (jus*/kb)

    Back to top button