DENPASAR, Kilasbali.com – Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar dan beragam. Keberagaman ini tidak hanya tercermin dari banyaknya etnis, tetapi juga dari beragam seni dan budaya yang menghiasi persada nusantara. Kondisi yang serba beragam ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk selalu bersatu dan menjadi modal untuk mengembangkan keunggulan hidup sebagai bangsa di tengah peradaban negara lain.
Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada acara Pentas Budaya Perdamaian Nusantara “Terima Kasih Indonesiaku” di Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Minggu (5/5/2019) pagi.
Gubernur menambahkan, selain keberagaman, bangsa Indonesia juga dikaruniai dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah sebagai sumber kehidupan bagi warga negaranya. “Maka itu, dalam kesempatan yang baik ini, saya mengajak saudara-saudara untuk menyampaikan “Terima Kasih Indonesiaku”, karena telah memberikan segalanya kepada kita sekalian,” katanya.
Ia berharap melalui kegiatan Pentas Budaya Perdamaian Nusantara ini, mampu menggugah hati warga Bali untuk mempertebal rasa dan semangat kebangsaan, demi NKRI.
Ketua Panitia yang juga Pelaksana Tugas Pokok Kementerian Pertahanan Provinsi Bali Kolonel / INF Ketut Budi Astawa, S.Sos.,M.Si menyampaikan ada tujuh ancaman non militer yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan di Indonesia, yakni ancaman berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, keselamatan umum, perkembangan iptek dan legislasi. Menurutnya saat ini ancaman yang paling berat adalah legislasi. Oleh karena itu penting untuk mencegah timbulnya aturan-aturan yang mengancam keutuhan NKRI.
Ia menambahkan saat ini banyak oknum yang menggunakan topeng Tuhan atau agama untuk kepentingan dirinya sendiri. “Kita harus hati-hati dengan orang-orang yang menyusup dari dalam untuk memecah belah umat beragama di Indonesia. (rls*/kb)