CeremonialTabanan

Banyupinaruh Ribuan Umat Hindu Melukat ke Pantai Yeh Gangga

    TABANAN, Kilasbali.com-Sehari setelah Hari Saraswati, ribuan umat Hindu di Kabupaten Tabanan melaksanakan Banyupinaruh, di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan pada Redite Paing Sinta, Minggu (12/5/2019). Umat telah penuhi pantai sejak pukul 06.00 Wita. Tak hanya sekedar melukat, sebagian dari mereka langsung mandi dilaut.

    Pantauan di Pantai Yeh Gangga, umat Hindu datang berbondong-bondong ke pantai mengajak seluruh keluarga. Ada yang mengendarai roda dua maupun roda empat. Sontak saja jalur Desa Sudimara pagi itu sedikit tersendat dan kekurangan tempat parkir.

    Tak hanya di Pantai Yeh Gangga, di Pantai Kedunggu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, kemudian di Pantai Kelating, Desa Tibu Biu, Kecamatan Kerambitan, di Pantai Soka, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg Barat juga dipenuhi oleh umat Hindu. Mereka melaksanakan Banyupinaruh untuk membersihkan diri memohon sumber air pengetahuan.

    Salah seorang warga Ni Ketut Subakti (45), mengaku rutin melaksanakan Banyupinaruh di Pantai Yeh Gangga. Ia tak pernah melewatkan kesempatan ini. “Ya saya rutin bersama keluarga,” ujar warga dari Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan ini.

    Baca Juga:  Suara Festival Hadirkan Surga Tersembunyi di Nuanu City

    Dikatakan upakara yang ia bawa ke pantai tergolong lengkap. Mulai dari canang sari hingga banten apejatian. Pertama sebelum melukat, ia terlebih dahulu mengaturkan canang sari fungsingnya untuk matur piuning ke Bhatara Baruna (Dewa Penguasa Laut). Setelah itu ia dan keluarga pun melukat membahasi seluruh badan. Barulah keluarga ini ke tepi pantai melakukan persembahyangan menghadap ke laut. “Sebelum ke pantai merajan kami sudah matur piuning,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Kasus Positif Rabies pada Hewan di Tabanan Bertambah Jadi Tujuh

    Subakti mengatakan tujuan ia melaksanakan Banyupinaruh untuk membersihkan diri memohon sumber air pengetahuan. “Agar seluruh mala (kotoran) di badan bersih karena laut tempat melebur malam. Dengan melakukan ini (melukat) diharapkan terjadi keseimbangan lahir bathin,” tuturnya.

    Hal serupa pun disampaikan oleh dua remaja Ayunaimi (21), dan Agung Ayu Alit asal Banjar Tegal Baleran, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan ini. Ia melukat saat Banyupinaruh sudah menjadi agenda rutin. “Sering melukat saat Banyupinaruh tidak pernah absen,” ungkap Ayu Alit.

    Baca Juga:  Pengukuhan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

    Diakui Ayu Alit ia pantai untuk melukat selain mengajak keluarga, juga kerap mengajak teman seusianya. “Paling sering mengajak teman, kalau tidak sempat ke pulang ke Tabanan biasanya saya ke Pantai Sanur melukat,” terang Ayu Alit salah satu mahasiswa universitas di Denpasar ini. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi