BULELENG, Kilasbali.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mengajak seluruh ibu-ibu rumah tangga untuk ikut terlibat memerangi sampah plastic, sesuai dengan Pergub No 97 Tentang pembatasan timbulan sampah plastik.
Putri Koster mengatakan, keberadaan sampah plastik di pulau Bali yang menjadi surganya wisatawan itu, kini sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah, maka Tim Penggerak PKK Provinsi Bali memiliki kepedulian tinggi melanjutkan program pemerintah dalam memerangi sampah plastik.
“Sosialisasi sudah sering, sekarang kita sedang merumuskan teknis pengelolaan sampah plastik di masing-masing rumah tangga,” kata Putri Koster saat turun langsung untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi 10 Program Pokok PKK yang berlangsung di Desa Tajun, Kubutambahan, Buleleng pada Jumat (17/5).
Putri Koster menilai, ancaman sampah plastik yang paling tinggi berawal dari rumah tangga. Mendukung program yang sedang digencarkan Gubernur Koster itu, pihaknya akan selalu turun bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya laten sampah plastik.
Dalam kunjungan tersebut, Putri Koster menghimbau agar halaman rumah hendaknya ditata sedemikian rupa dengan berbagai tanaman bermanfaat, seperti di halaman Parahyangan yang bisa ditanami tanaman bunga-bungaan, sedang di halaman dekat dapur bisa ditanami sayur mayur dan bumbu masak.
Lebih lanjut mengatakan, Tajun merupakan desa kelima di Kabupaten Buleleng yang dikunjunginya langsung untuk mensinkronkan 10 program pokok PKK di tengah masyarakat. Salah satu program adalah gerakan Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman (HATINya) PKK, di mana halaman rumah mestinya tidak hanya menjadi nyaman dan asri, namun juga memberi manfaat bagi anggota keluarga.
“Halaman rumah hendaknya kita atur layaknya taman, namun memberi manfaat. Kita tanami dengan tanaman bermanfaat. Di samping rumah menjadi asri, kita juga bisa menghemat uang dapur,” ujarnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Tajun Gede Ardana menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki tempat pengolahan sampah terpadu yang dikelola oleh masyarakat desa sendiri. “Sampah-sampah itu kami beli dari limbah rumah tangga di mana para ibu-ibu ini sudah mengklasifikasikan jenis sampahnya, jadi ketika kami ambil tinggal diolah saja menjadi pupuk,” ujarnya.
Ia menyatakan, pupuk yang dihasilkan selanjutnya dijual kembali kepada masyarakat sebagai pupuk organik perkebunan, mengingat sebagian besar masyarkat Tajun masih berprofesi sebagai petani. “ Say harap, kolaborasi ini akan tetap terjaga, terlebih dengan program Hatinya PKK yang sangat memberikan dampak positif terhadap kehidupan rumah tangga,” pungkasnya. (rls*/jus)