GIANYAR, Kilasbali.com – Bocah sembilan tahun asal Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh, I Gede DMP ternyata berbohong menjadi korban penculikan.
Dari rekonstruksi di TKP bersama korban, petugas akhirnya mendapatkan seorang saksi yang memastikan bocah itu tidak diculik, melainkan sedikit terserempet pemotor.
Diduga, takut dimarahi orang tuanya, si bocah membuat skenario penculikan, hingga kelian banjar setempat pun ikut “terjebak” menyebarkan berita hoak di medsos.
Kelian Banjar Banda, I Kadek Merta Anggara pun akhirnya menyampaikan permintaan maafnya. Lantaran ikut terlibat dalam menyebarkan informasi bohong tentang penculikan anak itu.
“Saya sangat merasa bersalah, saya mohon maaf pada masyarakat atas informasi ini. Tanpa pendalaman saya langsung percaya dengan informasi yang hanya sepihak dari si anak ini,” sesalnya dihadapan awak media, Senin (16/9/2019).
Merta juga memohon agar screenshot pesan WA-nya yang menyebar di facebook, dan media sosial lainnya, di hapus dan dilupakan. Sebab berdasarkan penyelidikan aparat kepolisian, kasus ini tidak benar adanya.
Meski demikian, pihaknya berharap masyarakat tidak menyalahkan atau menghakimi I Gede DMP. Masyarakat pun diminta agar tidak cemas.
Sementara itu, kebohongan si bocah ini terungkap dari kasus kecelakaan yang menimpanya dekat Balai banjar setempat. Di mana, si bocah sempat terserempet pemotor hingga terjatuh. Dari keterangan warga, Ketut Krepun yang melihat kejadian itu, usai insiden kecelakaan tersebut tidak ada hal mencurigakan.
Bahkan, orang yang dituding sebagai pelaku penculikan anak ini, usai kecelakaan tersebut tidak kabur. Orang itu justru meminta maaf atas warga yang diajak tabrakan.
“Orang yang sempat menyerempet Gede itu bukan pelaku penculikan. Usai kecelakaan ia tidak langsung kabur dan malah sempat lama di sana, meminta maaf sama yang ditabrak,” terangnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Blahbatuh, IPTU Ketut Merta mengungkapan, ada berbagai hal yang mengindikasikan pencuikan anak hanya cerita bohong. Mulai dari kondisi fisik bocah ini yang sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda usai kecelakaan.
Keterangannya juga terus berubah-ubah, dan keterangan saksi di TKP tidak ada yang menguatkan cerita GDMP. “Mungkin takut dengan orangtuanya, memicu anak membuat cerita seperti itu. Dari pemeriksaan kami, tidak ada yang mengarah ke penculikan,” terangnya. (ina/kb)
Berita terkait
https://www.kilasbali.com/bocah-9-tahun-ngaku-diculik/