DENPASAR, Kilasbali.com – Dalam rangka mewujudkan warga negara yang berkarakter, Korem 163/Wira Satya kembali menyelenggarakan kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan, Jumat (18/10/2019), bertempat di Aula Gedung Wira Satya.
Kegiatan ini dibuka oleh Kasrem 163/Wira Satya Letkol Kav Jacob Janes Patty mewakili sekaligus membacakan sambutan Danrem 163/Wira Satya Kolonel Arh A.M. Suharyadi, S.I.P., M.Si. Dalam amanat Danrem mengatakan pentingnya penyelenggaraan pembinaan wawasan kebangsaan bagi setiap warga negara utamanya untuk membentuk karakter warga negara yang semakin mencintai bangsa dan negara, punya sikap patriotisme serta bela negara.
Danrem berharap kepada semua peserta yang terlibat yang terdiri dari unsur TNI, tokoh agama, tokoh masyarakat, penggerak organisasi Subak, FKPPI dan juga pelajar dari SMK Wira Bhakti Denpasar untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari apa yang disampaikan para nara sumber.
Pada kegiatan kali ini menghadirkan tiga narasumber yakni Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, Letda Ckm (Kowad) dr. Widi Surya serta Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia, S.S.
Ngurah Sudarsana memaparkan tentang empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, UUD Negara RI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika yang harus dipedomani masyarakat Indonesia.
Menurutnya wawasan kebangsaan penting bagi masyarakat dan generasi muda Indonesia agar sejak dini mengetahui keunggulan Bangsa Indonesia
“Penting diketahui tahapan berdirinya bangsa Indonesia dari masa pra sejarah, sejarah, jaman kolonial, hingga kebangkitan nasional 1908, ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928 sampai dengan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Masyarakat harus mengetahui bahwa dinamika dan tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat kompleks sampai pada era saat ini,” ujar Ngurah Sudarsana.
Pada sesi kedua, dr. Widi Surya memaparkan tentang sek bebas dan bahayanya. Dalam kesempatan itu terungkap bahwa, 15 persen generasi muda di Indonesia telah melakukan hubungan seks dini atau seks pra nikah dalam usia yang masih berstatus pelajar.
Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan tidak bagus bagi kesehatan reproduksi. Untuk itu menurutnya edukasi terkait seks perlu dipahami dengan benar dan baik.
“Penting bagi pelajar untuk mengetahui bahaya seks bebas dan bagaimana untuk menghindari berbagai dampak negatifnya,” ungkap dookter asal Surabaya tersebut.
Berkorelasi terhadap kedua materi tersebut, Kapenrem 163/Wira Mayor Ida Bagus Putu Diana Sukertia memaparkan tentang materi etika pergaulan, yakni bagaimana cara bergaul dalam kehidupan sosial atau bermasyarkat.
Menurutnya, etika pergaulan menjadi penting untuk menjadi pedoman bagi terwujudnya pergaulan yang positif yang akhirnya akan mampu untuk meningkatkan kepercayaan diri dan tentunya juga untuk aktualisasi diri.
“Materi ini bertujuan agar masyarakat, khususnya generasi muda dapat menentukan pergaulan yang positif yang dapat memberi dampak yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan dalam wadah yang lebih besar adalah masyarakat dan negara,” terangnya.
Kapenrem juga menjelaskan tujuan dari kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan yaitu untuk mengajak masyarakat untuk semakin menyadari keberagaman Indonesia dan empat konsensus yang dimiliki merupakan pondasi yang kuat untuk tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (jus/kb)