TABANAN, Kilasbali.com – Bupati Tabanan Ni Putu EKa Wiryastuti menilai bahwa kandidat menteri merupakan hak prerogatif presiden, dan juga kewengan dari Pimpinan Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri.
“Artinya, PDI Perjuangan mempunyai banyak kader-kader terbaik, dan kita sebagai kader harus siap dimanapun, kapanpun di tempatkan. Jadi kalau bukan sekarang, ya saya juga masih muda ada waktu lain untuk berkarya,” katanya saat ditemui seusai jumpa pers Festival Ulun Danu Beratan V di DTW Ulun Danu Beratan, Selasa (22/10/2019).
“Saya juga banyak utang dan janji-janji untuk kemajuan potensi Tabanan, ingin mengembangkan agrikultur, peternakan, peternakan, sector pariwisatanya. Jadi banyak hal yang positif masih bisa kita lakukan. Karena pada intinya saya selalu berdoa agar saya selalu bermanfaat dan berguna dimana saja kapan saja. Mau sekarang, mau nanti yang penting berguna dan bermanfaat,” imbuhnya.
Sementara saat ditanya terkait harapan agar tokoh masyarakat Bali bisa menjadi menteri? Bupati Eka menegaskan kembali bahwa itu hak prerogatif presiden dan kewenangan ketua umum. Kendatipun Jokowi menang telak 92 persen di Bali, akan tetapi pihaknya tidak berani memastikan bahwa Bali dapat jatah menteri.
“(Menteri-red) itu kewenangan presiden dan kewenangan ketua umum. Jadi siapa saja pasti pilihan terbaik. (Kendatipun menang 92 persen) tapi kita tidak tahu jodohnya kemana mau kesiapa,” jelasnya.
Sedangkan saat ditanya apakah dirinya mendapat telpon dari presiden untuk menjadi menteri? Bupati Eka mengaku tidak ada yang menelpon. “Belum, belum, belum dihubungi. Silent mungkin, secret mungkin. Silent isa gold kata Ibu,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Eka juga sempat bergurau bahwa dirinya ada yang menelpon. Akan tetapi bukan presiden. “Ada yang nelpon, tapi nanyaain pejati pesen berapa gitu,” tuturnya sembari melepas tawa. (jus/kb)