JEMBRANA, Kilasbali.com – Korban Dominggus Tongorongo (22) yang terjatuh dari Kapal Motor Penumpang (KMP) Gilimanuk I di wilayah perairan Ketapang, Banyuwangi, pada Senin (4/11/2019) malam, sekitar pukul 20.15 WITA, masih belum ditemukan.
Hingga Selasa (5/11/2019) petang, petugas dari Pos Pencarian dan Pertolongan Banyuwangi maupun Jembrana yang melakukan penyisiran untuk mencari korban asal Desa Perbobatang, Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, masih belum membuahkan hasil.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jembrana Komang Sudiarsa mengatakan, pencarian di hari kedua hasilnya masih nihil. “Hari ini pencarian dimulai dari pukul 06.20 WITA. Tapi sampai sore ini korban belum ditemukan. Kemarin malam juga kami bersama Polair dan TNI AL juga melakukan pencarian,” terangnya.
Dari informasi yang dikumpulkan, peristiwa itu terjadi saat korban yang merupakan salah satu penumpang bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKAP) Jawa Indah nomor polisi L 7852 UV jurusan Surabaya-Denpasar berangkat dari Jakarta bersama kakak sepupunya, Daniel Dengi Rode (23) menuju kampung halamannya di NTT.
Mereka berdua berangkat dengan menaiki bus secara estafet dari Jakarta sejal Minggu (3/11/2019) lalu. Sampai di Surabaya, Jawa Timur, keduanya kembali menaiki bus Jawa Indah dan menyeberang menuju Bali dengan armada KMP Gilimanuk I. Menurutnya korban yang memiliki riwayat sakit ginjal.
Dari penuturan sepupunya itu, korban saat itu sedang tidak enak badan dan sempat mengeluh pusing. Selama perjalanan hingga menaiki kapal di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, korban juga sempat muntah-muntah.
“Kondisinya dia memang tidak bagus. Waktu di bus, dia terus istirahat. Sesekali bilang sakit sekali, dan hanya sempat bilang ingin cepat pulang ke rumah,” ujarnya.
Saat kapal baru berlayar berangkat dari Pelabuhan Ketapang, iapun melihat korban sedang merokok di deck tempat penumpang. Melihat hal itu, iapun turun kembali ke deck tempat kendaraan.
Namun saat turun, ia mendengar suara benda jatuh ke air. “Begitu saya lihat ke air, ternyata dia yang jatuh, dan teriak-teriak minta tolong,” tuturnya.
Melihat saudaranya jatuh, ia dan penumpang kapal lainnya melaporkan kejadian ini ke Anak Buah Kapal (ABK). Sang nahkoda pun beberapa kali memutar balik kapal. Namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Peristiwa itupun dilaporkan ke pihak Pos Pencarian dan Pertolongan Banyuwangi. “Saya sudah langsung hubungi keluarga,” ujarnya.
Mendapat laporan itu, personil Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana bersama Polair Polres Jembrana dan TNI AL saat itu juga segera melakukan pencarian. Namun sayang, korban tidak ditemukan. (ina/kb)