DENPASAR, Kilasbali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengukuhkan pengurus DPD Dharma Murti di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Minggu (17/11/2019). Cok Ace berharap, organisasi penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini mengambil peran aktif dalam mengembalikan kepekaan nurani umat manusia.
Menurut Cok Ace, bergulirnya era global telah mengubah cara pandang umat manusia. Ia mengurai, sejarah peradaban manusia terbagi dalam tiga fase yaitu primitif, tradisional dan modern. Pada masa kehidupan primitif, manusia hidup di bawah kekuasaan alam. Mereka hidup di alam tanpa berani menyentuh atau merusak alam. Berikutnya pada era kehidupan tradisional, manusia hidup di tengah-tengah alam.
“Apa yang disediakan semesta dimanfaatkan seperlunya untuk kesejahteraan masyarakat tradisional. Mereka selalu minta ijin sebelum mengambil sesuatu dari alam, manusia dan alam hidup harmonis,” tambahnya.
Memasuki era kehidupan modern yang ditandai dengan keberhasilan manusia menginjakkan kaki di bulan, cara pandang manusia terhadap alam makin berubah. Seolah-olah, ujar Cok Ace, manusia dalam posisi menundukkan alam. “Kita sudah sangat jauh melangkah. Di era saat ini, manusia cenderung lebih mengedepankan logika dan meninggalkan nurani,” urainya.
Menyikapi persoalan tersebut, Penglingsir Puri Ubud ini sangat berharap keberadaan organisasi seperti Dharma Murti mengambil peran lebih aktif dalam upaya mengembalikan kepekaan nurani umat manusia. “Mari kita asah kepekaan nurani, karena sudah banyak kearifan lokal yang kita tinggalkan,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua Umum Dharma Murti IGN Jaman menyampaikan bahwa tujuan dibentuknya Dharma Murti adalah untuk membangun karakter intelektual sehingga terwujud manusia berbudi pakerti. Lebih dari itu, organisasi ini berkomitmen pula ikut andil dalam upaya pemajuan budaya Bali.
Dalam kesempatan itu, Jaman menyampaikan harapan agar penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bisa masuk dalam kurikulum mulai jenjang PAUD hingga sekolah menengah atas. (rls/kb)