DENPASAR, Kilasbali.com – Sebagaimana diketahui pangsa pasar dari Bali selain industry pariwisata juga telah merambah kepada industry barang-barang export maupun import. Untuk dapat menjadi Market Point dari berbagai produk tersebut, maka Bali harus siap dengan segala infrastruktur penunjang, terutama dibidang jasa logistik, kepabeanan dan forwarder.
Untuk itu Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) bersama pemerintah pusat diharapkan dapat menjadi aktor kunci dalam mewujudkan cita-cita Bali sebagai Market Point dari Export-Import barang. Demikian dikatakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat membuka acara Rapat Kerja Wilayah Tahun 2019 dan Pelantikan Plt. Ketum beserta PAW Pengurus DPW ALFI, di Sanur-Denpasar pada Selasa (19/11/2019).
Lebih lanjut mengatakan, perdagangan antar Negara ASEAN akan semakin meningkat mengingat MEA akan mengurangi batasan perdagangan (seperti cukai, pajak, kuota, dll) hingga tidak ada batasan sama sekali di masa depan jika Negara ASEAN telah siap sepenuhnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Wagub Cok Ace menghimbau semua pihak agar dapat saling berkoordinasi dan bekerjsama baik dalam implementasi maupun pengembangan indutri jasa logistic nasional yang berfokus pada aspek kinerja operasional, aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi.
“Saya harap DPW ALFI dengan Ketuanya yang baru dapat menjalankan roda kepengurusan dengan baik, mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi serta menghasilkan strategi-strategi baru yang nantinya dapat meningkatkan kinerja dan membantu pertumbuhan ekonomi Bali dari sektor transportasi dan penyedia jasa logistic,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW ALFI Bali Gusti Nyoman Rai menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah mendukung aktivitas ALFI selama ini dalam mendorong sektor export dan impor di Bali. Dikatakannya, tujuan diselenggarakannya Rakorwil tersebut, untuk menjalankan AD/ART yang telah ada dalam ALFI serta melantik Plt. Ketua Umum DPW ALFI yaitu A.A Bagus Bayu Joni Saputra. selain itu ia menyampaikan bahwa dalam Rakolwil tersebut diambil tema “Rancang Bangun Sistem Transportasi Teritegrasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Ekspor Bali”.
Tema tersebut erat kaitannya dengan keprihatinan tingkat export 10 tahun terakhir ini, dimana terjadi penurunan export sebasar 40% yang disebabkan oleh transportasi yang kurang efisien . “Kalau kita export itu harus mendatangkan truck container kosong dari Surabaya untuk diisi di Bali, setelah itu dibawa lagi ke Surabaya untuk di export, nah perjalanan yang bolak balik ini yang menyebabkan cost yang sangat tinggi untuk itu, kedepan kita bersama akan mencari solusinya,” ujarnya.
Ia berharap acara Rakorwil nanti akan ditemukan suatu jawaban dari beberapa pokok isu permaslaahan yang kedepan dapat dijadikan acuan sebagai suatu solusi dalam menghadapi permasalahan export yang terjadi saat ini. (rls/kb)