TABANAN, Kilasbali.com – Pengembangan wisata melalui festival maupun desa wisata mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, terutama di Kabupaten Tabanan. Buktinya sampai saat ini Tabanan telah mengembangkan puluhan Desa Wisata dan menggelar berbagai festival, diantaranya Festival Jatiluwih, Tanah Lot, Yeh Gangga dan Festival Ulundanu Beratan.
Terkait hal tersebut, masyarakat Desa Adat Belayu melalui Putu Eka Putra Nurcahyadi menggagas sebuah destinasi wisata atas dasar semangat pemuda atau generasi millennial saat ini, yang dikemas dengan Tajuk Belayu Festival. Hal itu diungkapkan anggota DPRD Kabupaten Tabanan tersebut saat melakukan audensi ke Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Rabu (20/11/2019) di ruang kerja Bupati.
Menurut Eka Nurcahyadi, Belayu Festival ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya di Desa Adat Belayu, namun kali ini menampilkan aksi yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang. Kegiatan yang mempunyai tujuan utama menjaga persatuan dan kesatuan Desa Adat Belayu, khususnya para Pemuda ini dikatakannya melibatkan berbagai lapisan masyarakat yang tersebar di sepuluh banjar yang ada di Belayu, dengan waktu kegiatan mulai dari tanggal 13-15 Desember 2019 mendatang.
“Dengan menggali potensi-potensi yang menjunjung tinggi kearifan lokal di Desa Adat Belayu, kami berharap kegiatan ini mampu menjadi destinasi wisata baru. Untuk itu, dalam kesempatan audiensi ini kami meminta restu kepada Bupati Eka agar pelaksanaan Belayu Festival II ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan,” ujarnya.
Menaggapi hal tersebut, Bupati Eka sangat menyambut baik gagasan ini. Bupati Eka mengatakan dalam membangun sektor pariwisata diperlukan komitmen yang tinggi dari semua pihak terutama didukung dengan sumber daya yang handal, juga melibatkan praktisi wisata. Selain itu, Bupati Eka menjelaskan salah satu faktor penting lainnya adalah kesiapan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata tersebut. Karena dikatakannya tanpa kesiapan dan sumber daya yang handal, mustahil untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut.
Dicontohkannya Desa Wisata Pinge, dalam membangun sektor pariwisata, Desa Pinge menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pariwisata dengan baik serta mengandalkan fasilitas publik, keseharian masyarakat dan keunggulan alam yang dimiliki.
“Seperti Desa Wisata Pinge itu kan dia sudah siap. Bale Banjarnya itu kan jadi tempat dinner. Masyarakat disitu, khususnya Ibu-ibu sudah tahu menu-menu khas yang ditampilkan. Fasilitas publik bagus untuk dilibatkan untuk pariwisata. Latih manajemen, latih pendekatannya dan latih marketing, sehingga masyarakat tidak kagok berhadapan dengan wisatawan,” tambah Bupati Eka.
Disamping itu, Tabanan, khususnya Belayu memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti Budaya, Kuliner, serta alam pedesaannya, sehingga tidak sulit untuk mengembangkan sektor pariwisata brbasis masyarakat. Bupati Eka berpesan agar lebih banyak menampilkan kuliner dan budaya dalam festival, serta dikemas dengan apik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Karena orang yang datang kesini itu kan karena mereka lihat budayanya, jadi itu yang harus dikembangkan dengan baik,” ucapnya. (KB)