GIANYAR, Kilasbali.com – Warga Desa Adat Suwat, Gianyar kembali menggelar ritual Siyat Yeh (Perang air), Rabu (1/1/2020). Di mana ritual tahun kelima ini bertujuan untuk panglukatan di awal tahun dan memohon agar mata air terus menyembul.
Ritual inipun dimulai sekitar pukul 14.30 WITA dengan diawali seluruh warga langsung berdesak-desakan di simpang empat desa dengan membawa gayung. Siiring gambelan ditabuh, mereka langsung beraksi dengan saling siram, dan semprot, tanpa mengenal kawan dan lawan.
Tidak hanya laki-laki, para gadis-gadis dan ibu rumah tangga juga ikut barbaur perang air. Perang inipun semakin seru. Bahkan wisatawan asing yang awalnya hanya menonton, akhirnya terpancing untuk ikut berbaur.
Ritual tahunan ini diawali dengan prosesi ruwatan. Seluruh warga berkumpul dan mengikuti prosesi ruwatan, lanjut dipercikan air suci oleh seorang pinandhita. Dilanjutkan dengan suguhan tarian yang pada bagian akhirhnya berisikan adegan pemanahan air suci dalam kendi.
“Dlam ritual perang air ini, warga desa meruwat diri untuk melangkah di tahun baru 2020. Sekaligus memohon agar mata air sakral di desa Kami terus menyembul sepanjang tahun dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan,” ungkap Bendesa Aadt Suwat, Ngakan Sudibya.
Lanjutnya, ritual ini memang mewajibkan keterlibatan seluruh warga dari berbagai umur. “Untuk membangkitkan rasa tanggungjawab bersama, dimana di tahun lalu, sejumlah areal persawahan sempat kekeringan, lantaran kesadaran terhadap lingkungan mulai menurun. Belum lagi, maalsah plastik yang juga mengancam desa,” tuturnya. (ina/kb)