GIANYAR, Kilasbali.com – Meski harga cabai di luar Gianyar mencapai Rp80 – 100 ribu per kilogram, petani di Sukawati, Gianyar tidak serta merta memasang harga tinggi. Petani hanya mematoh harga Rp50 per kilogram.
Mangku Suamir (56), seorang petani cabai, asal Banjar Gelumpang, Sukwati mengatakan, kali ini petani di wilayahnya tidak akan menjadi penonton seperti tahun lalu. Di mana tahun lalu, kebun cabai terserang hama ketika harga melonjak naik.
Dikatakannya, kini di tengah kenaikan harga, produksi kebun cabai sedang produktif. “Sudah tiga kali panen terakhir, kami tidak mengalami kendala, syukurnya lagi harganya masih di atas biasanya,” katanya, Selasa (21/1/2020).
Begitu juga jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Suamir yakin tanaman cabainya tidak akan mengalami kendala. Sebab, para petani setempat sudah mendapat mengikuti penyuluhan pasca serangan hama setahun lalu.
“Harga cabai biasanya akan merangkak naik menuju hari raya. Mudahan-mudahan harganya tambah naik,” harapnya.
Hal senada juga dikatakan Nyoman Ardika (55) di Subak Landep, Sukawati. Petani ini juga merasa kebahagian yang sama. Ia juga bersyukur lantaran kemarau panjang, membuat pohon cabainya sehat. Pohon cabai akan membusuk kalau terlalu banyak kena air.
“Kalaupun ada hujan, tidak terjdi terus menerus, jadi saat musim seperti ini pohon cabai kami sangt produktif dan jarang terserang hama pembusukan akar,” terang Ardika.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suary mengatakan, sampai saat ini harga cabai di sejumlah pasar di Gianyar masih aman berkisaran diangka Rp50 ribu per kilogram.
“Dari laporan staf saya yang turun ke lapangan, harga cabai saat ini diangka Rp50 ribu,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya tidak bisa memastikan, kapan naik dan kapan turunya harga cabai. Apalagi pasokan cabai dari daerah Kintamani dan petani-petani di Gianyar masin cukup untuk pasar di Gianyar. (ina/kb)
