TABANAN, Kilasbali.com – Karya Agung Pengurip Gumi di Pura Luhur Batukau, Tabanan dimulai dengan prosesi melasti ke Tanah Lot yang bertujuan untuk menyucikan kembali seisi jagat raya. Di mana acara ini dimulai tanggal 29 Januari 2020, sekitar pukul 09.00 WITA dengan berjalan kaki dari pura ini. Masyarakat pun dimohon untuk mencari jalan alternatif mengingat jalan akan di tutup.
Hal tersebut dikatakan I Wayan Arya, Ketua I Panitia Karya Agung Pengurip Gumi, didampingi Bendesa Adat Wangaya Gede, I Ketut Sucipto, Kamis (23/1/2020). Dirinya pun menjelaskan kenapa melasti ini tidak naik kendaraan. Menurutnya, ini adalah kesempatan langka karena berkenan Ida Bhatara tedun napak pertiwi untuk menghilangkan leteh jagat.
“Beliau juga memberikan waranugeraha kepada Ibu Pertiwi, karena Ibu Pertiwi inilah yang memberikan sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup yang ada di bumi,” jelasnya seraya mengatakan proses melasti tidak melewati jembatan. Akan tetapi akan melintasi beberapa sungai.
Dikatakannya, sehari jelang melasti tepatnya pada sore hari akan menjalankan dan memercikkan air suci ke sepanjang jalan yang akan dilewati saat melasti sebagai pembersihan.
Dalam kesempatan ini, pihaknya juga memohon permakluman kepada para pengguna jalan, khususnya pada 28-31 Januari 2020 untuk tidak dilalui khususnya yang ada kedukaan atau membawa mayat.
“Untuk kami mohon kepada umat sedharma atau saudara umat lainnya yang ada kematian dan membawa pulang mayat, saya mohon dengan segala hormat untuk tidak melintas di jalan-jalan yang dilalui melasti hingga Ida Bethara kembali dari Tanah Lot,” imbaunya.
Ditambahkannya, proses melasti diawali dari Pura menuju Desa Wangaya Gede, kemudian di Pura Puseh Wongaye Gede, dilanjutkan ke Tengkudak, Pentahan, melintas di Sigaran, Buruan, Wanasari, Tuak Ilang, kemudian ke Tabanan, menginap di Puseh Tabanan.
Keesokan harinya dilanjutkan perjalanan dari Pura melintas di Kota ke timur menuju jalan Melati, dan ke Pura Puseh Demung, menuju Polsek Kediri ke selatan Nyitdah, ke kiri menuju Ulun Desa Braban, simpang Pura Dangin Bingin, dilanjutkan menuju Tanah Lot yang diperkirakan sampai pada pukul 15.00 WITA.
“Di Tanah Lot upacara sangat besar dimulai melabuh gentuh, padudusan agung, mapekelem, baru munggah ke Tanah Lot,” tuturnya. Seusai prosesi Tanah Lot selesai, kemudian hari itu juga kembali menuju Pura Batukau dengan melintasi rute yang sama.
Pihaknya juga meminta bantuan kepada perbekel maupun bendesa di jalan yang dilantasi tersebut untuk mengamankan prosesi melasti ini. Baik bantuan dari pecalang dan juga untuk kebersihan dengan menyediakan tempat sampah.
“Kami mohon menyediakan tempat sampah, paling tidak berupa kampil atau plastic sampah sehingga tidak berserakan dan mudah diangkut oleh tim kebersihan,” harapnya seraya memohon untuk tidak parkir di jalur yang dilalui. (KB)
Berita terkait
https://www.kilasbali.com/ini-rute-melasti-karya-agung-pangurip-bumi-lewati-18-desa-dengan-jarak-tempuh-90-km/