DENPASAR, Kilasbali.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mencatat, 888 ekor babi mati diduga terserang virus African Swine Fever (ASF).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, IB Wisnuardhana mengatakan bahwa dari populasi babi di Bali kurang lebih 689 ribu ekor.
“Sejak 27 Desember 2019 hingga 27 Januari 2020, tercatat 888 ekor babi yang mati diduga akibat demam Afrika atau ASF,” katanya, Selasa (4/2/2020).
Dikatakannya, kematian babi terbanyak ada di Badung yakni sebanyak 598 ekor, disusul Tabanan 219, Denpasar 45, dan Gianyar 24, serta Bangli dan Karangasem masing-masing satu ekor.
Menurutnya, hasil penelitian 10 persen sampel yang diambil secara acak oleh Balai Veteriner Denpasar yang kemudian mengirim sampel ke Balai Medan dan dilanjutkan ke Jakarta diduga terkena ASF.
“Hasil uji sampelnya sudah keluar dan diduga positif demam babi Afrika atau ASF,” kata Wisnuardhana.
Kendatipun demikian, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak resah. Pasalnya, virus ini sifatnya zonosis. Tidak menular kepada manusia.
“Kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan turun langsung ke lapangan, yakni ke Buleleng, Klungkung, Badung, Denpasar dan Gianyar,” sebutnya.
Jadi pakan ternak yang memanfaatkan sisa makanan dari hotel maupaun yang lainnya agar dimasak terlebih dahulu sehingga virus ini mati karena tidak kuat dengan suhu tinggi,” pungkasnya. (jus/kb)