GIANYAR, Kilasbali.com – Kasus kematian babi secara misterius terus menyambung dan menyebar di desa-desa di Gianyar. Tak hanya penternak yang khawatir, warga yang akan merayakan Hari Galungan dengan pemotongan babi juga saat hari penampahan juga dirundung rasa was-was. Bahkan sejumlah kelompok patungan babi, kali ini terpaksa tidak melakukan pemotongan.
Kegelisahan peternak ini cukup beralsan, karena hingga kini mereka belum mendapatkan solusi yang tepat, untuk mengindari ternak babinya terhindar dari wabah misterius ini.
Sebagiamana kematian babi milik I Wayan Kopi di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud. Meski kandangnya sudah bersih sebagaimana anjuran petugas, satu ekor babi betinanya didapati mati pada hari Sabtu kemarin. “Sebelumnya babi saya ini tidak mau makan. Padahal ternak saya ini, akan melahirkan,” sesalnya.
Lanjutnya, kematian ternaknya ditandai dengan darah kental yang keluar dari mulut. Selain itu, bau darah tersebut sangat busuk. Kopi mengatakan sejak beberapa hari babinya tersebut tidak mau makan. Dirinya pun sempat bingung mengatasi kondisi itu. Dirinya pun mengaku tidak bisa berbuat apa, selain menjaga kebersihan kandang.
Kopi hanya berharap pemerintah segera mencari solusi agar kondsi ini tidak terus berlanjut. Mengingat babi merupakan salah satu penunjang perekonomian masyarakat.
Kondisi yang sama juga dialami oleh sejumlah peternak di Lingkungan Junjungan Ubud. Kondisi inipun berimbas pada pembatalan pembelian oleh kelompok – kelompok patungan untuk perayaan hari Raya Galungan.
Wayan Duri, dari Banjar Petulu Gunung, Petulu Ubud, mengungkapkan jika pihak terpaksa membatalkan rencana pembelian dua ekor babi di daerah Junjungan untuk pemotongan hari penampahan Galungan. Karena di lingkungan itu sudah ada informasi tetnang kasus kematian babi. Atas kondisi ini, banyak pula anggotanya yang membatalkan ikut patungan.
“Karena banyak yang ragu-ragu, kami pun memilih tidak melakukan pemotongan untuk patungan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar I Made Raka saat dimintai solusi apa yang harus dilakukan peternak saat babinya menunjukkan gejala kematian, seperti tidak enak makan.
Dia hanya meminta peternak agar menjaga kebersihan kandang, dan menyemprotkan disinfektan agar kandang steril dari bakteri atau virus.
Terkait berapa saat ini jumlah babi yang mati misterius di Kabupaten Gianyar, Raka tidak merincinya. Namun ia menegaskan jumlahnya relatif lebih sedikit dari kematian babi di kabupaten lain, seperti Tabanan. (ina/kb)