TABANAN, Kilasbali,com – Pengakuan mengejutkan diutarakan tentanga yang ada di didekat Panti Asuhan Penuai Indonesia Tabanan.
Warga yang tinggal di dekat panti ini menuturkan bahwa ia kerap melihat anak-anak panti dipukul saat diduga melakukan kesalahan.
“Kalau satu salah semua kena hukum,” tuturnya seraya mewanti-wanti agar namanya tidak disebut, Senin (17/2/2020).
Menurutnya, jika anak-anak berbuat salah, maka bagian kaki mereka akan menjadi sasaran untuk dipukul.
“Biasanya menggunakan kayu, bagian kaki biasanya dipukul. Kasian juga litany,” ujarnya seraya menghela napas.
Tak hanya itu, dirinya juga memperhatikan dari segi asupan gizi dari anak – anak ini.
Dikatakannya, anak-anak sering bercerita kalau makanan mereka hanya sayur, dan bahkan tanpa garam.
“Kadang karena saya kasian saya kasi makan mereka,” ungkap salah seorang warga Banjar Jadi Anyar, desa Banjar Anyar, Kediri ini.
Tak hanya itu, dari pengakuannya, ternyata anak – anak kerap tidak sarapan saat bersekolah dan bahkan mereka berangkat tanpa uang saku.
Sementara itu Ni Luh Sukawati, selaku pendamping hukum atau mediator di UPT PPA Provinsi Bali seusai melakukan pengecekan di panti ini mengatakan, panti ini tidak layak.
“Saya mendapat informasi panti ini setengah layak setengah tidak. Tapi kesimpulanya tidak layak,” ujarnya.
Bahkan yang paling parah, ternyata panti ini dari pemenuhan gizi terhadap anak-anak tidak berjalan lancar.
Dikatakanya, dari sokongan dana baik oleh pemerintah maupun donator, panti ini mendapat bantun dengan lancar.
“Ketika kami tanyakan mengenai itu, pengurus panti membantah. Tapi kami katakan bahwa kami tidak mencari siapa yang jujur dan tidak. Kami dapat informasi valid bahwa kondisi itu memang terjadi,” tegasnya. (L*/KB)