GIANYAR, Kilasbali.com – Laju partumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar selama lima tahun menunjukkan angka positif. Di mana angka pertumbuhan ekonomi selama lima tahun sampai tahun 2019 lalu pada angka 6,03%. Namun pertumbuhan ini di awal tahun 2020 turun menjadi 5,69%. Atas kondisi ini, sektor pertanian dan perikanan kelautan didorong untuk lebiah digenjot. Hal itu terungkap saat Sidang Paripurna, Pansus LKPJ 2019 DPRD Gianyar, Kamis (23/4/2020).
Melalui Sidang Paripurna, Pansus LKPJ 2019, DPRD memberikan tiga rekomendasi penting kepada Bupati Gianyar terhadap APBD 2020. Tiga rekomendasi itu meliputi: bidang kesehatan, bidang jaminan sosial dan pemulihan dampak ekonomi. “Bidang kesehatan, saudara bupati kami mint agar memberikan perhatian kepada PMI dan ABK untuk di karantina. Setelah masa karantina selesai juga mesti di rapid test, guna memastikan benar-benar negatif covid,” harap Ketua Pansus LKPJ 2019, I Ketut Sudarsana.
Selain itu, ditegaskan pula agar bupati dan jajaran agar memenuhi ketersediaan APD di rumah sakit dan Puskesmas. Agar tidak ada lagi nanti persoalan tenaga medis tidak menfapat APD, harus terpenuhi, karena sebagai garda terdepan penanganan. Sementara di bidang pangan, LKPJ diharapkan eksekutif melindungi masyarakat dari krisis ekonomi dampak dari covid 19. “Selain memberikan perhatian kepada KK Miskin, warga lain yang terdampak juga mesti mendapat perhatian,” tekannya.
Sedangkan penanganan dampak ekonomi, Ketua Pansus berharap Bupati agar tetap menggulirkan proyek berskala kecil. Disebutnya proyek berskala kecil ini seperti proyek padat karya di desa, proyek pengadaan lain yang tentunya untuk menggulirkan ekonomi masyarakat kecil. Sedangkan proyek besar di Dinas PUPR agar sebagiannya ditunda dulu, sampak kondisi covid 19 selesai. “Proyek yang masih berlanjut adalah Pasar Gianyar, karena itu memakai dana pinjaman, sehingga harus terus berlanjut,” ujarnya.
Pada ksempatan itu juga, Sudarsana yang juga Ketua Fraksi PDIP, menyoroti laju pertumbuhan ekonomi Gianyar yang menurun, padahal secara umum perekonomian di Gianyar tahun 2019 baik. “Setelah saya telusuri, ternyata penurunan ini akibat tidak tergarapnya sector pertanian dan perikanan kelautan dengan maksimal,” jelas Ketut Sudarsana.
Dikatakan Sudarsana lagi, Kabupaten Gianyar memiliki lahan pertanian basah sekitar 14.000 hektar dan 13.000 hektar lahan kering (tegalan). Sehingga menurutnya, luas Gianyar yang 70% lahan pertanian mestinya digarap dengan baik. karena itu pihaknya mendorong agar bupati mengoptimalkan sektor pertanian, termasuk sektor perikanan dan kelautan. “ Terlebih di pendemi Covid 19 ini, sektor pariwisata kondisi paling parah, sehingga Pemkab Gianyar perlu secepatnya mendorong sektor Pertanian serta Perikanan kelautan,” jelasnya.
Bahkan Sudarsana menilai, dalam kondisi saat ini, petani dan nelayan di Gianyar yang paling sedikit kena imbas perekonomian. Dengan dioptimalkan dua sector tersebut, diyakini tidak ada alasan lagi Gianyar menghadapi persoalan ketahanan pangan. “Warga yang kini tidak memiliki pekerjaan, ayo kembali ke basic, menjadi petani. Ini bukan persoalan gengsi, mari kita bertani dengan cerdas, manfaatkan teknologi dan rajin mencari informasi di internet,” ajaknya mengakhiri. (ina/kb)