DENPASAR, Kilasbali.com – Dalam situasi wabah global Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagaimana kita ketahui saat ini, sejak tanggal 16 Maret 2020 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaan virus ini. Semua masyarakat diinstruksikan untuk bekerja, belajar, berdoa, dan lain sebagainya dari rumah.
Tidak terkecuali, kegiatan proses pendidikan pun harus tetap di rumah Belajar di rumah bukan liburan, bukan pula hiburan. Belajar di rumah merupakan pembagian tanggungjawab pendidikan dari lembaga formal sekolah ke keluarga.
Keluaraga adalah lembaga informal pendidikan, yang dilakukan oleh keluarga berbentuk kegiatan belajar secara mandiri dan orang tualah yang menjadi penanggungjawab utama.
Tokoh pendidikan masional Bapak Ki Hadjar Dewamtara menyebut bahwa ada 3 jalur pendidikanyang dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan yakni di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Yang berperan sebagai pendidik di tiga lembaga pusat pendidikan tersebut adalah keluarga/orangtua, pendidk/guru, dan pemerintah (pusat, provinsi, kabuptaen/kota, sampai kelurahan/desa, dan dusun/banjar.
Jika dikaitkan dengan Surat Edaran Mendikbud, salah satu fokusnya selama anak belajar di rumah maka orang tua juga diminta untuk memberikan pendidikan kecakapan hidup mengenai pandemi Covid-19.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana peran pendidik informal (otrangtua) terhadap pendidikan anak-anaknya dalam menghadapi tantangan situasi wabah Covid-19?
Hal inilah yang menarik didiskusikan dengan berbagai pihak terkait (stakeholders) agar dalam situasi yang tak pernah dibayangkan terjadi ini, proses pendidikan harus tetap berjalan, walau disadari bahwa kualitas proses belajar di rumah yang tidak tatap muka langsung dengan guru, cenderung berbeda jika belajar di sekolah.
Namun, situasi ini nampaknya ada hikmahnya, karena saat inilah orangtua mendapat kesempatan lebih baik dan lebih banyak untuk mencurahkan perhatiannya terhadap pendidikan anak-anaknya, terutama dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai karakter, agar kelak mereka menjadi anak-anak berkarakter unggul sesuai harapan semua pihak.
Kita semua tahu dan yakin bahwa keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi pendidikan anak-anak bangsa. Semoga dengan situasi Covid-19 ini para orangtua dapat meningkatkan perannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, demi terwujudnya cita-cita dan tujuan pendidikan nasional.
Pemerintah saat ini sedang mencurahkan perhatiannya, mensupport sekolah sekolah, para guru membangun dan mengembangkan model belajar jarak jauh (online) sebagai budaya belajar mandiri yang menarik, efektif dan produktif.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, diperlukan ketiga jalur (tri pusat) pendidikan berperan serta mendukung kebijakan pemerintah untuk menyematkan pendidikan online/daring yang sudah sejak lama diwacanakan menjadi kenyataan pembelajaran yang menarik, lebih hemat dan lebih fleksibel.
Kita bersama sama memaknai positif dampak pandemi Covid-19 ini sebagai momentum kebangkitan guru milinial yang selalu update dengan situasi dan perkembangan zaman. Selamat hari pendidikan nasional.
Salam Sharing & Growing Together.
oleh Ketua IGI Bali, I Wayan Suwirya.