Tabanan

Ikuti Imbauan Pemerintah, Vihara Dharma Cattra Tak Laksanakan Persembahyangan Bersama

    TABANAN, Kilasbali.com – Vihara Dharma Cattra tidak akan melaksanakan persembahyangan bersama dalam memperingati Hari Tri Suci Waisak 2564 BE yang jatuh pada Kamis 7 April 2020 ini. Tokoh Umat Buddha Tabanan sekaligus Ketua Bidang Pendidikan, Sosial dan Budaya Yayasan Kerthayasa, Tabanan yang menaungi Vihara Dharma Cattra atau Kong Co Bio, Liem Surya Adinata mengatakan tidak digelar persembahyangan bersama.

    Hal ini dikarenakan pihak umat Buddha Tabanan sangat menghormati imbauan pemerintah terkait untuk selalu menjaga jarak dan menghindari terjadinya kerumunan demi menghindari meluasnya wabah corona.

    Baca Juga:  RAPBD Tabanan 2025 Turun 11,8 Persen, Sanjaya Sebut Tidak Pengaruhi Jalannya Program

    “Dalam perayaan Hari Tri Suci Waisak tahun ini, kami tidak menggelar persembahyangan bersama di Vihara Dharma Cattra,” ungkapnya kepada awak media ini, Rabu (6/5/2020).

    Liem Surya Adinata menjelaskan, apabila kondisi normal seperti perayaan-perayaan Waisak pada tahun-tahun sebelumnya, umat melakukan persembahyangan purnama seperti biasa di vihara. “Selanjutnya digelar prosesi persembahyangan menyambut detik-detik Waisak,” ujarnya.

    Baca Juga:  Rai Santini Potensial Gantikan Dirga di DPRD Tabanan

    Pengusaha telor dan pakan ayam ini menambahkan, prosesi persembahyangan biasanya ada paradaksina. Dalam prosesi tersebut, umat sedharma yang hadir vihara mengelilingi Dharma Sala, Bhakti Sala dan Pagoda Kuan Im.

    “Mengelilingi Dharma Sala, Bhakti Sala dan Pagoda Kuan Im ini dilakukan sebanyak tiga kali sambil membaca parita suci,” jelasnya.

    Liem Surya Adinata menambahkan, setelah selesai prosesi paradaksina, umat kemudian masuk ke Dharma Sala sambil bemeditasi untuk menyambut detik-detik Waisak. Kemudian dilanjutkan membaca parita suci dan mendengarkan dhamma desana dari Bhikhu Sangha.

    Baca Juga:  1.300 Pelanggan Baru Daftar Gebyar Sambungan Air Minum Murah Perumda TAB

    “Di masing-masing rumah, baik yang memiliki cetiya atau belum, umat biasanya melakukan juga permbahyangan dan membaca paritta suci,” tutupnya. (*/KB)

    Back to top button