GIANYAR, Kilasbali.com – Setelah heboh seorang pedagang terpapar Covid-19, warga Gianyar pada Senin (1/5/2020) dikejutkan dengan meninggalnya seorang Bocah SD dengan hasil positif Swab test. Ironisnya, sebelum meninggal bocah ini divonis menderita DBD dan jenasah sempat disemayamkan di rumah duka, Banjar Serongga Kelod, Desa Serongga, Gianyar, lanjut dikubur tanpa protokol penguburan korban Covid-19.
Dari keterangan informasi yang dihimpun, korban dengan inisial GALP (12), laki-laki asal Desa Serongga ini, selama ini tinggal di Jalan Dewi Sri, Batubulan, Sukawati. Korban menderita demam sejak 24 Mei lalu dan sempat menjalani perawatan di rumah. Lantaran demamnya samakin tinggi, korban akhirnya di bawa ke rumah sakit Ganesha, Sukawati tanggal 28 Mei 2020. lantaran didiagnosa Supek DHF, bocah ini lantas dirapid test dengan hasil reaktif.
Karena terjadi penurunan kesadaran, pasien ini lantas dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Selama perawatan ini, pihak RSUP Sanglah melakukan swab test. Namun, pasien akhirnya meninggal sebelum hasil swab test keluar. Jenasah korban pun sempat disemayamkan di rumah duka sebelum dikubur.
Prosesi penguburan pun dilaksanakan hari Minggu (31/5/2020) tanpa protokol penguburan jenasah penderita Covid-19. Senin (1/5/2020) hasil swab test keluar dan menunjukan jika korban yang sudah dikubur ini positif menderita Covid-19. Keluarga, kerabat dan warga yang mengikuti prosesi penguburan pun kini was-was.
Saat di konfirmasi, Ketua Harian Satgas Covid-19 Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya membenarkan jika bocah yang masih duduk di Bangku Sekolah Dasar itu meninggal dan hasil swab menunjukkan positif Covid-19.
Disebutkan, setelah meninggal, jenasah dibawa ke Serongga Kelod dan tidak langsung dimakamkan. ” Ya memang sempat disemayamkan sementara di rumah duka , yakni di Balai Dangin. Karena saat jenasah dipulangkan hasil swab belum keluar,” ungkap Wisnu.
Dibenarkan pula jika jenasah sudah di kubur sesuai prosesi Agama Hindu. Namun, Wisnu menekankan saat prosesi tidak disertai dengan prosesi nyiramin atau pemandian. “Pihak keluarga sudah curiga dengan kematian korban yang begitu cepat. Sehingga pihak keluarga berinisiatif tidak melibatkan banyak orang dan menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19,” tuturnya.
Hingga akhirnya, teka teki penyebab kematian korban terjawab sehari setelah dikubur. Setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar menerima laporan hasil Swab dari RSUP Sanglah dengan hasil positif Covid-19. Dengan hasil ini, tim surveillance Diskws Gianyar disebutkan sudah berkoordinasi dengan pihak RS Ganesha, Puskesmas Sukawati untuk menelusuri histori perjalanan penyakit pasien.
“Sudah dilakukan investigasi ke RS. Ganesha dan ke rumah tempat tinggal pasien serta di rumah duka di Desa Serongga Kelod. Hari Selasa , kami akan laksanakan swab bagi keluarga yang kontak erat sebanyak 4 Orang. Untuk anggota keluarga dan kerabat yg terlibat dalam prosesi pemakam masih dilakukan pendataan untuk dilakukan rapid test,” pungkasnya. (ina/kb)