Denpasar

Ini Pertimbangan Membuka Wilayah Secara Ekonomi

    DENPASAR, Kilasbali.com – Penurunan konfirmasi positif hingga 50% selama 14 hari dari posisi jumlah pasien terkonfirmasi positif sebelumnya, menjadi salah satu pertimbangan daerah untuk membuka wilayahnya secara ekonomi.

    Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam acara Webinar Kemenparekraf bersama Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia dengan tema ‘Re- Inventing Bali – What will be better in Bali after Covid’, Rabu (17/6/2020).

    Baca Juga:  Ini Dia Perda Larangan Naikkan Layangan Radius 9 dari Bandara Ngurah Rai Bali

    “Seperti daerah lainnya di Indonesia, Bali juga telah melakukan berbagai strategi dalam upaya menekan penyebaran Virus Covid -19,” katanya.

    Menurutnya, di samping melakukan sinergitas dengan semua stakeholder yang ada, Bali juga menerapkan Gugus Gotong-royong yang melibatkan pecalang di desa adat untuk menekan penyebaran virus ini.

    “Para pecalang ini yang mengawasi arus keluar masuk warganya serta menjaga kedisiplinan warga dalam mematuhi protocol kesehatan yang ada,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Re-Branding New Logo dan Instragram LVC&C Model Management di Living Wolrd Bali

    Dari sektor pariwisata, Cok Ace yang juga sebagai Ketua PHRI Bali ini mengungkapkan bahwa Bali telah menyiapkan protocol kesehatan di semua bidang kepariwisataan yang terfokus pada 3 hal utama, yaitu Cleanliness, Health and Safety (CHS).

    “Dengan penerapan CHS ini diharapkan Bali akan kembali bisa menjadi pusat pariwisata dunia ketika nantinya Bali siap dibuka untuk pariwisata,” pungkasnya.

    Baca Juga:  Chili dan Bali Jajaki Kerjasama Pertanian, Mahendra Jaya Ungkap Ini

    Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan impelmentasi dari penerapan CHS di Bali dimana Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua akan menjadi percontohan penerapan CHS.

    “Persiapan penerapan CHS terus dilakukan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan CHS bagi pekerja pariwisata serta simulasi penerapannya serta nantinya penerapan di berbagai destinasi wisata yang ada,” pungkasnya. (jus/kb)

    Back to top button