PeristiwaTabanan

Gegara Virus PBK, Petani Kakao Tanam Kopi

    TABANAN, Kilasbali.com – Akibat terus terserangan virus Pengerak Batang Kakao (PBK) pada tanaman coklat atau kakao petani di wilayah Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan terpaksa beralih menanam kopi dan pisang.

    Seperti halnya yang dilakukan salah seorang petani di Banjar Tanah Barak, Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, I Made Arthana.

    Dirinya sudah dua tahun belakangan ini beralih menanam kopi, pisang dan vanili. Ia terpaksa menebang tanaman kakaonya lantaran tak pernah absen diserang virus PBK. “Kakao sudah saya tebang dan diganti sama kopi, pisang dan vanili,” ujarnya, Rabu (21/10/2020).

    Menurutnya, virus ini menyerang buah coklat yang masih berukuran kecil, sehingga pada saat dipanen, kulit dan biji lengket serta sulit untuk dipecahkan. Virus tersebut biasanya dibawa oleh serangga mirip lalat yang akan melubangi buah coklat dan kemudian akan berubah menjadi ulat yang membuat buah busuk.

    Baca Juga:  Gondol Safety Box Resto, Pria Ini Ditangkap Polisi

    Sayangnya sejak serangan virus mulai ganas di tahun 2004 lalu, pihaknya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal ia bersama warga Banjar Tanah Barak yang berjumlah 20 KK yang seluruhnya memiliki kebun kakao sudah melakukan upaya pencegahan virus dengan berbagai cara namun tidak berhasil.

    “Termasuk berkoordinasi dengan petugas penyuluh perkebunan di lapangan juga sudah,” lanjutnya.

    Dengan luas kebun kakao rata-rata 1 hektar per KK, para petani paling banyak hanya mendapatkan buah kakao 20 kilogram. Sedangkan sebelum virus PBK menyerang para petani bisa mendapatkan hasil panen mencapai 1 kwintal. Dan atas kondisi tersebut, maka satu per satu petani memutuskan untuk menebang pohon kakaonya dan menggantikan dengan tanaman yang hasilnya lebih menjanjikan.

    Baca Juga:  Bahas Ini, PDI Perjuangan dan Golkar Tabanan Makan Siang Bersama

    Lebih lanjut, Arthana menuturkan jika saat ini dirinya belum mendapatkan hasil dari tanaman kopi dan vanili yang ditanam. Ia hanya baru mendapatkan hasil panen dari pisang, lantaran untuk tanaman kopi baru ditanamnya satu tahun.

    “Kalau kopi saya baru buat dasar sambungan, lalu vanili baru saya putar batang 2 kali ada juga yang baru sekali diputar batangnya. Jadi baru dapat hasil dari pisang saja,” pungkasnya.

    Dirinya berharap, keputusannya untuk menebang pohon kakaonya merupakan keputusan yang tepat dan hasil panen dari kopi, pisang serta vanili yang kini ia tanam bisa membuat dirinya tidak merugi lagi.(d/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi