DenpasarNews UpdateTokoh

Penyitas Covid-19 Berbagi Tips, Cemas Turunkan Imun

    DENPASAR, Kilasbali.com – Sudah delapan bulan Bali dilanda pandemi Covid-19. Belasan ribu orang pun dilaporkan terkonfirmasi positif, dan ratusan orang meninggal dunia akibat virus bernama Sars-Cov-2 ini.

    Kendatipun demikian, kabar baiknya adalah pasien sembuh meningkat hingga mencapai 10 ribu lebih di pertengahan bulan Oktober ini.

    Namun tak dapat dihindari, perekonomian pun anjlok, mengingat Bali sebagai destinasi dunia, tak ada wisatawan yang muncul untuk berlibur di Pulau Dewata ini.

    Tak mengenal status dan golongan seseorang, virus ini bisa menginfeksi masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan. Namun bagi mereka yang sudah disiplin, dan toh juga tepapar, itu adalah nasib yang tak bisa dihindari.

    Kendatipun demikian, bagi yang terpapar dan dinyatakan positif berdasarkan hasil Swab, maka harus melakukan beberapa hal. Salah satunya adalah karantina atau isolasi mandiri.

    Kali ini, wartawan Kilasbali.com pun berkesempatan berbincang dengan penyitas virus yang pertamakali kasusnya ditemukan di Wuhan, China.

    Imun tubuh akan turun saat kita cemas. Imun tubuh bisa ditingkatkan dengan makan makanan yang layak, konsumsi vitamin, dan tetap berolah raga. Itulah penggalan cerita seputar pengalaman dari Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira, saat dirinya terpapar covid-19, dan kini sudah sembuh seperti semula.

    Baca Juga:  Pengukuhan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

    “Saya pribadi pernah terpapar covid-19 pada (12/9/2020) berdasarkan hasil Swab. Awalnya ada keringat dingin, dan yang paling membuat saya curiga adalah tidak bisa mencium bau. Saat itulah saya di Swab dan dinyatakan positif dan saya istirahat selama 14 hari di rumah. Benar-benar diisolasi,” ungkapnya saat ditemui di Denpasar, Senin (26/10/2020).

    “Saya tanya tiga orang teman dokter, apa obatnya. Mereka menjawab tidak ada obat, hanya imun kita. Saya hanya minum vitamin dan makan makanan sehat, dibarengi olah raga dan berjemur,” imbuhnya.

    Wandhira menambahkan sistem imun seseorang berbeda-beda Dirinya hanya merasakan keringat dingin dan tidak bisa mencium bau. Tapi kondisinya tetap stabil, tidak pernah drop. Setelah menjalani perawatan 7 hari, kondisinya sudah maksimal tapi tidak berani keluar dari tempat isolasi. Setelah 14 hari di Swab dan hasilnya negatif, baru bisa keluar.

    “Masyarakat kita imbau tidak usah terlalu takut, tetapi tetap melaksanakan protokol kesehatan, karena covid bisa dieleminasi dari tubuh kita sendiri. Tidak dengan obat tapi meningkatkan imun kita sendiri,” papar Wandira.

    Namun di hari ke-4, dirinya sempat terserang pilek. Dalam pilek itu, dirinya pun cemas, saat cemas itu kembali badannya berkeringat. “Imun kita akan turun saat kita cemas. Jangan cemas, tingkatkan imun tubuh dengan makan makanan yang layak, dan konsumsi vitamin, tetap berolah raga,” jelasnya.

    Baca Juga:  Ini Dia Juara PLN Journalist Awards 2023 untuk Peliputan di Bali

    Wandhira mengaku tertular covid-19 pada saat acara reses. Kebetulan reses di 6 titik. Sekali reses ada 50 orang yang hadir. Dari 300 orang yang ditemui saat reses, ia tidak tahu siapa yang menularinya.

    Wandira pun berbagi tips agar terhindar dari covid-19 antara lain, pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak. “Yang paling penting jaga jarak jangan sampai bersentuhan. Itu yang paling penting, karena kalau sudah bersentuhan kita bisa lupa mengusap hidung atau mengucek mata,” pungkasnya.

    Sementara itu, Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan, upaya pengendalian dan pencegahan ini bukan hanya tugas pemerintah, namun menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat, karena dampaknya sangat terasa terutama di bidang perekonomian rakyat.

    “Mari kita dukung upaya pemerintah dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan, saling mengingatkan sesama, selalu menjaga diri dan lingkungan agar bisa segera terbebas dari pandemi ini,” ujarnya.

    Rektor Universitas Mahadewa Indonesia, Dr. Made Suarta, SH., M.Hum., Rektor Universitas Mahadewa Indonesia, Dr. Made Suarta, SH., M.Hum., mengatakan, kunci untuk menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).

    Baca Juga:  Pj Mahendra Jaya Ikuti Prosesi Nedunang Ida Bhatara Serangkaian IBTK di Pura Agung Besakih

    “Siapapun yang tidak disiplin, pasti terkena virus ini. Jadi jika tidak disiplin menjalankan protokol, maka akan mudah terkena korona dan itu wajar namanya. Namun bila sudah disiplin menjalankannya tetapi masih juga terpapar, maka itu adalah nasib,” ungkap Suarta.

    Menurutnya, selain disiplin menjalankan protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan, memakai masker, membawa hand sanitizer, jaga jarak atau physical distancing dan social distancing, juga jangan pernah berhenti berdoa memohon kehadapan Tuhan agar pandemi ini segera berakhir.

    Lanjut dia, di kampusnya sendiri telah melakukan protokol kesehatan dalam era kenormalan baru atau new normal ini. Bahkan, sejak kasus pertama ditemukan telah melakukan berbagai upaya untuk memutus penyebaran virus ini.

    Seperti, penyemprotan disinfektan ke seluruh areal kampus, menyediakan tempat cuci tangan maupun hand sanitizer, dan juga wajib memakai masker.

    “Kami juga melakukan pengukuran suhu tubuh kepada mahasiswa, dosen, pegawai, maupun tamu yang datang ke kampus. Dan kami juga memasang chamber disinfektan untuk bilik sterilisasi sebelum masuk ke kampus,” bebernya.

    Dengan berbagai upaya tersebut, pihaknya berharap seluruh keluarga kampus baik mahasiswa, dosen, staf maupun pegawai terhindar dari virus corona ini. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi