DENPASAR, Kilasbali.com – Jelang Hari Raya Nyepi, yakni 13 Maret 2021, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali telah membuat kebijakan yaitu Surat Edaran Bersama (SEB) Nomor : 009/PHDI-Bali/I/2021, dan Nomor : 002/MDA-Prov Bali/I/2021Tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali, Selasa (19/1/2021).
Ketua PHDI Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana dan Bendesa Agung MDA Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, dasar hukum SEB, yakni Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan untuk Pengendalian Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Peraturan Gubernur Bali Nomor 46 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru, Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru, dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 01 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali.
Dengan ini disampaikan kepada seluruh Masyarakat Bali hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan Rangkaian Hari Raya Suci Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali, yaitu menaati dan melaksanakan dasar hukum di atas yang berkaitan dengan Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali
Khususnya kepada Umat Hindu di Bali, kegiatan Malasti Tawur Kasanga Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943, bagi Desa Adat yang Wewidangan-nya berdekatan dengan Segara, Malasti di pantai, berdekatan dengan Danu, Malasti di danau, berdekatan dengan Campuhan, Malasti di Campuhan, Desa Adat yang memiliki Beji dan/atau Pura Beji, Malasti di Beji, dan juga dapa dapat Malasti dengan cara Ngubeng atau Ngayat dari Pura setempat.
Upakara Malasti bagi Desa Adat yang Malasti ring Segara, ngaturang Banten Guru Piduka, salaran ayam itik (bebek) dan tipat kelanan, pakelem itik katur ring Bhatara Baruna, Malasti ring Danu, Beji, utawi Campuhan, ngaturang Caru Panglebar Sasab Merana (caru ayam ireng), dan Malasti Ngubeng utawi Ngayat, ngaturang Caru Panglebar Sasab Merana ring Pangulun Setra, saka sidan (sesuai dengan situasi setempat).
Upakara Tawur dilaksanakan serentak pada Saniscara Pon Gumbreg tanggal Masehi 13 Maret 2021 dengan tingkatan Tawur Agung ring Bencingah Agung Besakih (Giri Tohlangkir), dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali pada Pukul 09.00 Wita nemu kerta ikang rat, Tawur Labuh Gentuh ring Catus Pata Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Majelis Desa Adat Kabupaten/Kota pada Pukul 13.00 Wita, Tawur Manca Kelud ring Catus Pata Desa Adat, dilaksanakan oleh masing-masing Desa Adat setempat pada Pukul 16.00 Wita.
Biaya upakara dapat menggunakan Dana Desa Adat yang bersumber dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2021. Upacara lan Upakara setingkat keluarga dan rumah tangga dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali.
Tawur Agung disertai dengan Upacara Segara Kerthi miwah Danu Kerthi: Mapakelem, Mapulang Panyegjeg ring Nawa Segara yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali dan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota
Upacara Segara Kerthi Ring segara Pura Batu Mejan, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Ring segara Pura Silayukti, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Ring segara Pura Wimukti, Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Ring segara Pura Indra Kusuma, Desa Candi Kusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Ring segara Pura Segara Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Ring segara Pura Pabean, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Ring segara Pura Ponjok Batu, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Ring segara Pura Dalem Batu Grombong, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Ring Pura Segara Danu, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Upacara Danu Kerthi ring Catur Danu. Ring Pura Jati Danu Batur, Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ring Danu Beratan, Pura Ulun Danu Beratan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Ring Danu Buyan, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Ring Danu Tamblingan, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
Pengarakan Ogoh-Ogoh berkaitan dengan Upacara Tawur Kasanga Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943. Pengarakan Ogoh-Ogoh bukan merupakan rangkaian wajib Hari Suci Nyepi, oleh karena itu pengarakan Ogoh-Ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 ditiadakan.
Dalam rangkaian Upacara Malasti, Tawur, Pangrupukan agar dilaksanakan dengan memperhatikan, yakni membatasi jumlah peserta yang ikut dalam prosesi paling banyak 50 orang. Para Pamangku agar menggunakan “panyiratan” yang sudah bersih untuk “nyiratang tirta” kepada Krama, dan memberikan bija dengan peralatan yang bersih. Dilarang memakai/membunyikan petasan/mercon dan sejenisnya. Bagi umat yang sakit atau merasa kurang sehat, agar tidak mengikuti rangkaian upacara. Dan guna menghindari berbagai potensi penyebaran Covid-19, semua panitia dan peserta agar mengikuti Protokol Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru.
Melaksanakan Catur Brata Panyepian dengan sradha bhakti. Bagi umat lain di Bali agar bersama-sama mendukung dan menyukseskan Pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 dengan tetap menjaga dan merawat kerukunan antarumat beragama.
Surat Edaran Bersama ini agar menjadi pedoman untuk dilaksanakan dengan penuh disiplin dan bertanggung jawab secara niskala-sakala. (kas/kb)