DENPASAR, Kilasbali.com – Polresta Denpasar akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait menyikapi kematian seorang pelajar yang tewas tertusuk keris saat menarikan rangda pada upacara napak pertiwi di sebuah sanggar, di Jalan Sutomo No. 44, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kamis (4/2/2021) lalu.
“Ini tugas kita Polisi untuk melakukan tindak lanjut karena ini ada kaitan dengan budaya dan adat. Nanti kita akan koordinasikan dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan keluarga korban,” ucap Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan, Minggu (7/2/2021).
Lebih lanjut, Kapolresta Denpasar menyatakan keluarga korban belum melaporkan dan tidak mau melaporkan.
“Saksi-saksi sudah diambil keterangan dan masih didalami tentang bagaimana kronologis peristiwa. Tapi ini rangkaian kegiatan adat ya,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, upacara napak pertiwi di sebuah sanggar, di Jalan Sutomo No. 44, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kamis (4/2/2021) sekitar pukul 01.00 Wita membawa petaka. Seorang penari rangda yang masih berstatus pelajar, tewas tertusuk keris saat prosesi upacara.
Saat prosesi napak pertiwi, korban asal Desa Tuka, Dalung, Kuta Utara itu, sedang menari dengan memakai kostum rangda. Lalu, sekitar tujuh orang pepatih yang membawa keris menusuk penari rangda secara bergantian.(sgt/kb)
https://www.kilasbali.com/penari-rangda-tewas-tertusuk-keris-saat-upacara-napak-pertiwi/