GIANYAR, Kilasbali.com – Di tengah paceklik turis tak serta merta membuat desa wisata di Gianyar patah semangat. Desa Kemenuh contohnya, desa yang sudah memiliki beberapa objek wisata ternama ini, tetap optimis dengan potensi objek wisata barunya.
Tidak tangung-tanggung dalam memperkenalkan Objek Wisata Monkey River, seratus wisatawan asing diundang untuk menikmati jalur treking yang memadukan keindahan alam, satwa monyet, budaya dan spiritual.
Wisatawan asing menjajal jalur treking di Kemenuh Monkey River, di Desa Kemenuh, Sukawati, Sabtu (22/5/2021) adalah kalangan WNA yang lama menetap di Bali.
Kedatangan wisatawan asing yang dikoordinir oleh warga dan diikuti WNA berbagai negara, seperti Cina, Jepang, Australia dan lainnya ini diyakini memberi vibrasi positif di saat kondisi pariwisata terpuruk sekarang ini.
“Mereka adalah wisatawan campuran dari berbagai belahan Negara, yang sebagian besar sudah yang lama menetap di Indonesia, Bali khususnya,” ungkap Pengelola Kemenuh Monkey River, Ida Bagus Made Witara.
Ida Bagus Made Witara yang juga pemilik Kemenuh Butterfly ini meyakini, kedatangan wisatawan asing ini memberi motivasi kepada warganya dan memberi rasa optimis bahwa situasi pariwisata segera pulih seperti sebelum pandemik.
Pada kesempatan ini, rombongan WNA ini disuguhkan berwisata alam dengan menelusuri pinggir sungai Petanu. Peserta pun ada yang profesional melakukan olahraga di jalur treking. Adapula yang sekedar jalan menikmati alam.
“Karena di sini ada aliran Tukad Petanu, ada Pura Beji, ada juga Monkey atau kawanan kera,” jelasnya.
Yakinnya, integrasi potensi alam, budaya dan spiritual menjadi daya tarik bagi para wisatawan ini. Potensi alam terbentang sekitar 5 kilometer aliran Tukad Petanu. Selaian itu juga, terdapat banyak tanaman langka dan pohon upakara dengan kondisi alamnya yang masih asri.
“Dengan luas total sekitar 5 hektar, pariwisata yang kami tawarkan ini tentunya cukup memeuaskan semabrai treking,” jelasnya.
Sementara potensi budaya, Desa Kemenuh akan membangkitkan kembali Cak Kemenuh yang pernah eksis dulu.
Dari segi spritual, lokasi objek di sekitar Pura Dalem Kemenuh dan Pura Beji, yang lekat dengan ritual keagamaan.
Salah satunya aktifitas melukat. Di tempat ini akan pula dibangun Museum Budaya.
“Kami mencoba memperkenalkan budaya Bali yang ada korelasinya dengan Hindu Bali. Contoh upacara Ngaben, item apa saja yang diperlukan, itu kita display di Museum,” tandasnya. (ina/kb)