DenpasarOpiniTokoh

Tiga Strategi Perang Lawan Covid

    DENPASAR, Kilasbali.com –

    Strategi Pertama Ada Tanda, Ada Kode, Diberi Tanda, Dikalungkan Peneng.

    Karena musuh yang diajak berperang adalah virus corona, penyakit mematikan yang tidak kelihatan, tak terlihat mata tapi ada di sekitar kita, maka dalam perang ini harus ada tanda, harus diberi tanda/kode/peneng agar bisa terlihat jelas oleh mata dari jauh apalagi dari dekat di mana musuh virus itu berada, sehingga bisa dihindari, bisa dimatikan virusnya.

    Maka caranya adalah sekutu kita, keluarga kita, kawan kita, teman kita, petugas kita, rakyat kita yang sehat, yang negatif, yang tidak terkena musuh virus korona harus pakai tanda, ada kodenya, dikasi tanda, dikasi peneng sehingga terlihat jelas itulah sekutu kita. Maka yamg tak pakai tanda, tak pakai kode, tak pakai peneng  itulah ada musuh disana sehingga perlu dihindari, perlu jauh biar tak ikut terpapar, harus di karantina atau isolasi agar tak menulari yang lain.

    Selain kita yang sudah pakai tanda, kode, peneng menghindari dan menjauh dari orang-orang yang tak pakai tanda, kode, peneng, maka perlu mereka di test ulang. Test sungguh-sungguh dia yang tidak pakai tanda, kode atau peneng jangan mau gabung dengan dia, jangan diberikan masuk toko atau pasar jika tak punya tanda arau kode atau peneng. Isolasi/karantina dia, test dia. Nanti jika sudah lulus dari isolasi/karantina, sudah negatif maka berikan dia tanda, diberi kode, diberi peneng juga.

    Akan jelas kita bisa bedakan yang mana sekutu kita, yang mana musuh virus itu berada dan berpotensi pembawa virus menulari kita. Jadi dari jauh kita ash aware, waspada dan takut dekat-dekat nanti kena covid. Tanda, kode, peneng bisa dengan cetak sertifikat vaksin lalu buat sebagai kalung. Pakai terus kemanapun pergi agar selalu aware, waspada dan orang lain juga tenang nyaman bersama kita karena melihat tanda dan tahu kita sudah pakai peneng, tak membawa virus, aman berinteraksi dengan kita.

    Pertanyaanya adalah dari siapa penularan Covid itu akan dapat terjadi  jika semua orang di sekitar kita sudah pakai tanda, kode, peneng peneng negatif covid?

    Baca Juga:  Ini Dia Juara PLN Journalist Awards 2023 untuk Peliputan di Bali

    Strategi kedua Matikan Virus Korona dengan Dekontaminasi.

    Kalau masih yakin dan percaya bahwa virus korona mati dengan disemprot cairan disinfectant dengan kadar tertentu, maka ayo serempak dan serentak lakukan semprot area-area publik, rumah, kantor, toko, tempat wisata, kendaraan, meja, kursi, pintu, dinding, pagar dengan cairan disinfectant.

    Semprotnya 2 jam saja yakni pada malam hari jam 21-23 saat orang-orang yang sedang  sepi di jalanan, di area publik, toko dan kantor tutup dengan asumsi tak ada orang berlalu lalang, sehingga virus musuh kita yang sedang nempel, melekat dan diam di tempat-tempat tadi akan mati setelah disemprot, lalu pagi hari asumsi area kita beraktivitas bersih, dan orang-orang yang pakai tanda, kode, peneng akan tak ada peluang kena virus.

    Tak ada musuh lagi pagi hari, aman beraktivitas. Kalau ada yang khawatir ekosistem lingkungan akan ikut mati karena disemprot, tak apa-apa ketimbang kita sebagai manusia mati duluan karena virus korona. Kalau tidak percaya, mari kita lakukan perang dengan strategi satu ini, lakukan rutin semprot tiap malam 3 minggu saja sudah cukup.

    Pertanyaanya adalah : Dari mana dan di mana ada virus korona nempel jika asumsi setelah disemprot berkali-kali bertubi-tubi dengan cairan disinfectant virusnya sudah mati?

    Strategi ketiga. Injeksi Imun dengan Pembagian Sembako, Pembagian BLT, Relaksasi Hutang, Kurangi Berita Tayangan tentang Covid Ganti dengan Lagu, Musik, Hiburan, Tayangan Olah Raga, Lawak, Buat Acara yang Menghibur.

    Baca Juga:  Kanwil DJP Bali Kumpulkan Penerimaan Pajak Sebesar Rp2,24 Triliun

    Sekarang banyak orang stress, banyak orang susah tak kerja, tak makan layak, tak tenang, gelisah karena tak bisa bayar hutang, jangankan bayar hutang, punya uang untuk beli bahan makanan saja tak ada karena di PHK, tak ada hasil, tak ada kerjaan.

    Apalagi karena perang lawan musuh tak kelihatan membuat seolah-olah musuh virus makin kuat, makin hebat, makin sakti tak mati-mati bahkan bermutasi dengan varian barunya.

    Maka harus ada pertahanan kuat agar musuh tak bisa masuk tubuh kita. Buatlah agar musuh virus mental dari tubuh dan atau sesekali buatlah agar viruslah yang stress karena tak bisa masuk tubuh kita. Caranya adalah buatlah imun tubuh kita naik, kuat, meningkat dan stabil. Caranya : buatlah diri kita dan orang lain senang, bahagia, hilang stress, happy.

    Pasti sudah terbukti bahwa semua orang yang diberi sembako, punya uang, diberi BLT, hutang lunas, hutangnya di relaksasi, lalu bisa nonton acara yang disukai, dengar musik, nyanyi karaoke dll yang menyenangkan dan terhibur adalah efektif menghilangkan stress, efektif membuat orang senang, bahagia dan terhibur. Imun pasti naik dan kuat. Lakukan utk semua orang, berikan peluang-peluang itu.

    Apabila mereka disuruh tinggal di rumah saja tapi diberi sembako tiap minggu, diberi uang BLT agar punya uang, lalu hutang direlaksasi, diberi vitamin, tak perlu keluar kerja, kerja dari rumah tapi tetap dibayar gajinya, listrik dapat subsidi, dapat kuota internet gratis, dapat keringanan hutang atau hutang ditangguhkan. Maka sangat yakin akan mau tinggal dirumah saja, akan happy karena saat tinggal di rumah ada notifikasi, ada khabar bahwa hutang-hutang anda ditangguhkan setahun, anda dapat sembako depan pintu rumah, datang petugas bawa sembako ke rumah.

    Baca Juga:  Karya IBTK Pura Agung Besakih, Pj Gubernur Bali Sampaikan Ini

    Tapi strategi Prokes yang dilakukan selama ini, silahkan tetap dilakukan.  Bisa ditambah tiga strategi lagi ala IKK ini. Maka akan bisa membuat musuh virusnya mental dan mati, virusnya justru akan sakit kelaparan tak bisa hinggap dan tak bisa masuk makan dalam tubuh manusia lalu akan mati kelaparan dia dan musuh virus akhirnya tumbang dengan sendirinya karena tak kuat lagi dia, lemah dia, lenyaplah dia.

    Pertanyaannya adalah : Bagaimana lagi caranya virus korona masuk ke tubuh manusia jika manusianya sudah punya imun yg bagus, kuat, naik, stabil karena manusia itu sudah happy, senang, terjamin, tidak stress karena hidup terjamin sekalipun tiga minggu diam dirumah saja?

    Masuk akal atau tidak strategi ini? Mau dilakukan apa tidak? Susah apa gampang? Silahkan saja karena semua cara harus dilakukan saat perang ini agar kita bisa menang perang, bisa bunuh musuh virusnya dan sikon segera normal kembali.

    Tak ada biaya untuk lakukan 3 strategi tadi? Ngomong gampang prakteknya susah? Ini tak mungkin?

    Saya katakan tak ada yang tak mungkin kecuali makan kepala sendiri. Ini bisa menjadi Kemenangan Cara Berpikir, untuk bertindak sebagai seorang pemenang.

    Atau ada strategi lain yang lebih realistis? silahkan mainkan, lakukan, kerjakan saya dukung dan laksanakan.

    Jadi, kesimpulannya adalah :
    Pertama ada tanda/kode/peneng sebagai tanda pembeda.

    Kedua, matikan virus korona dengan  semprot-semprot tiap malam selama tiga minggu di lokasi virus hidup nempel/melekat.

    Ketiga. Buat diri dan orang lain senang, hilangkan strees, harus bahagia, terhibur, imun meningkat dan kuat dengan injeksi stimulan kebutuhan hidup.

    Terimaksih, untuk segera bertindak.

    “Kalah dalam pertempuran itu biasa, tapi kalah dalam perang jangan dibiasakan”

    Oleh: I Komang  Kusumaedi/IKK

    Back to top button

    Berita ini dilindungi