DenpasarPendidikanTokoh

Era Digital, Ibu Harus Terapkan Komunikasi yang Baik

DENPASAR, Kilasbali.com – Di era digital seperti sekarang ini, para ibu harus benar-benar menerapkan komunikasi yang baik dengan anak, sehingga jika dirasa ada hal aneh dari anak sedikit saja, orang tua terutama ibu harus cepat menyadari. Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Koster dalam dialog Perempuan Bali Bicara di Denpasar, Jumat (9/7/2021).

“Kita harus bisa menjadi tempat curhat anak, bangun keterbukaan sedari kecil, sehingga anak-anak merasa nyaman dan mau terbuka,” katanya.

Putri Koster juga mengajak para ibu selalu menciptakan situasi rumah yang nyaman demi melindungi anak-anak. Selain itu, ia pun mendorong para ibu untuk memahami psikologis anak-anaknya.

Ditambahkannya, para ibu harus benar-benar mengetahui minat dan bakat anak-anak agar tidak memaksakan kehendak terhadap anak-anak.

“Jika kita paksakan keinginan kita, ternyata anak tidak suka, mereka akan stres malah takutnya lari ke hal-hal yang tidak diinginkan seperti narkoba,” imbuhnya.

Menurut Putri Koster, pencegahan bahaya narkoba bisa dimulai dari tingkat desa. Apalagi Bali yang berbasis desa pakraman, bisa membuat perarem di setiap desa tentang bahaya narkoba.

Baca Juga:  Dewa Gede Tagel Wirasa Dilantik Menjadi Pj Bupati Gianyar

“Kader PKK tersebar hingga tingkat desa, sehingga BNN dan PKK bisa berkolaborasi mensosialisasikan ke desa-desa. Kami PKK punya media, punya kader hingga tingkat keluarga. Namun kami bukanlah profesional di bidang ini, sehingga dengan menggandeng BNN kami bisa mensosialisasikan bahaya narkoba dengan lebih efektif lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra yang hadir dalam dialog tersebut, mengapresiasi berbagai program PKK dalam pendidikan karakter keluarga.

Menurutnya, ini merupakan kesempatan yang bagus bisa berkolaborasi dengan Putri Koster sebagai Ketua TP PKK, sehingga BNN bisa menembus lapisan desa bahkan keluarga.

Baca Juga:  Koster Buka Liga Kampung, Merah Menyemut di Ubud

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini BNN mempunyai berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi peredaran narkoba.

“Pertama kami sebut sebagai ‘hard power’ yaitu keras terhadap bandar dan pengedar dengan menangkap dan menghukum sesuai UU yang berlaku, bahkan mereka juga dimiskinkan. Ada juga ‘soft power’ yaitu menfasilitasi korban narkotika terutama anak muda agar mendapat rehabilitasi secara gratis dan dibiayai negara,” ujarnya.

Baca Juga:  Pastikan Tahapan Pemilu 2024 Berjalan dengan Baik, Pj Gubernur Bali Inisiasi Rapat Bersama Forkompimda

“Kita rehab hingga sembuh, tenang saja itu dibiayai negara. Bahkan kami menjamin privasi mereka, tidak akan disebar. Kami juga menjamin jika mereka masih sekolah atau kuliah, mereka bisa kembali ke sekolah atau kampusnya dan tida kena DO,” imbuhnya.

Menurutnya, upaya preventif tersebut diperlukan demi mencegah para pemakai berubah menjadi pengedar. Untuk itu, ia meminta peranan para ibu untuk jeli melihat perubahan anak. Jika memang terbukti menjadi korban narkotika, ia juga berharap agar para ibu tidak malu atau menutupi, tinggal bawa saja ke kantor BNN, dan BNN akan memfasilitasi untuk upaya rehabilitasi. (jus/kb)

Berita Terkait

Back to top button