DenpasarEkonomi Bisnis

BUMDes Gianyar Garda Ekonomi Desa

    GIANYAR, Kilasbali.com – Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) di Gianyar kini mulai menunjukkan perannya sebagai garda  ekonomi desa, sekaligus menjaga stabilitas harga pangan. Karena kehadirannya telah memperpendek rantai distribusi. Proses ini,  tersebut adalah embrio untuk mendorong kebangkitan ekonomi desa.

    Dari data yang diterima, Senin (4/10/2021), hingga akhir September 2021 dari 64 desa yang ada di Gianyar baru 61 desa yang mendirikan BUMDes.

    Sedangkan dari 64 desa tersebut baru 50 BUMDes yang menanamkan sahamnya di Holding BUMDes Mitra Gianyar Aman.

    50 BUMDes yang sudah bekerja sama sudah menanamkan saham ke Holding, sehingga sudah bisa distribusi barang langsung ke  Holding.

    Baca Juga:  Inflasi Tabanan Naik Jadi 3,78 Persen, Bupati Sanjaya Instruksikan Operasi Pasar Reguler

    “Apapun kebutuhan BUMDes kita akan penuhi, utamanya kebutuhan sehari-harisehari-hari,” jelas Sukadana, yang Ketua Forum BUMDes Aman.

    Dikatakannya, sampai saat ini omzet Holding yang dikelolanya sudah menampakkan hasil, walau perkembangannya pesat.

    “Omzet ada peningkatan, namun karena masa pandemi realisasi peningkatan pemasukan belum optimal,” jelasnya.

    Holding Mitra Gianyar Aman kini sudah memiliki gudang dan mendistribusikan barang ke seluruh BUMDes yang ada di Gianyar.

    Diharapkan, BUMDes tidak hanya memasarkan atau menjual kebutuhan sehari-hari ke warga.

    “Justru harapan saya, BUMDes memiliki produk yang bisa disalurkan Holding ke desa lain, tidak hanya sebagai penjual namun sebagai pemasok barang,” harapnya.

    Baca Juga:  Sekda Bali Tekankan Satpol Pendekatan Humanis dalam Menegakkan Peraturan

    Dia menambahkan, peluang BUMDes sebagai pemasok produk masih terbuka lebar.

    Dicontohkan seperti Jahe Merah, Kopi serbuk, buah-buahan lokal sangat memiliki peluang dibawa ke holding.

    Selain produk tersebut, sayuran juga memiliki peluang yang tinggi, seperti terong, kol dan wortel.

    “Mau tidak BUMDes ini sebagai pemasok? Peluang pasarnya tinggi, yang nantinya dipasarkan lagi oleh Holding.

    Hanya saja, setelah sebagai pemasok barang, dibutuhkan konsistensi penyediaan produk.

    “Nah, jangan baru memasok sebulan lalu kehabisan stok, Holding akan melakukan penilaian terhadap konsistensi pasokan, sehingga layak sebagai pemasok,” jelasnya.

    Bahkan dikatakannya, produk Kopi serbuk justru dipasok dari BUMDes salah satu desa di Buleleng dan Tabanan.

    Baca Juga:  Desa Megati Bersiap Diri Menjadi Kampung Alpukat

    Secara terpisah, Kadis PMD Gianyar, Ngakan Ngurah Adi menyebutkan tiga desa yang belum memiliki BUMDes adalah Desa Pering, Pejeng dan Tegal Tugu.

    “Saat ini tiga desa ini sedang dalam proses pembentukan, kendalanya ada pada pemenuhan SDM dan ada terkendala permodalan,” jelas Ngakan Ngurag Adi.

    Pihaknya terus mendorong agar BUMDes bisa berkembang dan bukan sebagai pemasaran saja, namun juga sebagai pemasok barang.

    “Beras organik misalnya atau kebutuhan lain bisa dibawa ke holding sebagai pemasok, sehingga BUMDes berkembang lebih pesat,” tandasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi