Karangasem

Pengembangan Komoditas Berbasis Produk Pertanian di Selat, Karangasem  

    AMLAPURA, Kilasbali.com – Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem yang berlokasi di sebelah barat daya Gunung Agung menghasilkan komoditas pertanian (padi, sayuran, kelapa, kopi, bunga, dan lain-lain) juga peternakan (ayam, sapi, babi, itik, dan lainnya). Dan, dari aktivitas masyarakat desa juga dihasilkan limbah pertanian dan peternakan yang berpotensi untuk dimanfaatkan.

    Potensi komoditas pertanian dan peternakan ini dijadikan dasar dalam kegiatan pengabdian masyarakat LPPM ITB melalui kerja sama dengan mitra binaan, yakni PT Matani Temawang Agung, yang diketuai Prof I Nyoman Pugeg Aryantha, PhD, dibantu tim asisten (Nayla Marhamah Saddah, ST, MSI, dan Abdul Halim, ST).

    “Pada tahap awal tahun pertama, mitra binaan yang sedang merintis aktivitas di bidang agro ini, dijadikan simpul pusat pengembangan masyarakat sekitar melalui pembanguan fasilitas laboratorium lapangan, serta etalase produksi dan aplikasi pengembangan teknologi tepat guna bidang agro. Kegiatan diawali melalui kunjungan pada Juni 2021 lalu untuk merumuskan cakupan dan rencana teknis kegiatan,” ujar Prof I Nyoman Pugeg Aryantha, PhD, Selass (7/12/2021).

    Adapun kegiatan yang telah dilakukan mencakup pembangunan fasilitas sarana laboratorium, fasilitas produksi percontohan serta demplot kebun percobaan dari aplikasi pengembangan produk. Pelatihan teknis yang ditujukan kepada tim mitra binaan dan beberapa pelaku usaha agro kalangan terbatas (dalam konsep training for trainer/TOT) dilakukan sebanyak 2 kali.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gandeng Bulog, Siapkan 32 Ton untuk Operasi Pasar

    Pelatihan pertama dilakukan pada Agustus 2021, sekaligus dengan uji coba pupuk hayati dari hasil pelatihan pada beberapa komoditas pertanian. Pada pelatihan pertama ini diajarkan teknis penyiapan starter (inokulum) bakteri, pembuatan pupuk hayati cair (PHC), penyiapan kultur murni dan starter Trichoderma, pembuatan pupuk Trichoderma, pembuatan pestisida nabati, dan teknik budidaya Black Soldier Fly (BSF).

    Pelatihan kedua dengan topik berbeda dalam konsep TOT dilakukan pada November 2021. Dalam pelatihan kedua difokuskan pada pemanfaatan komoditas kelapa secara terpadu untuk menghasilkan VCO, Nata de Coco, BSF, pupuk Trichoderma serta demo pemanfaatan cocohip tempurung kelapa sebagai bahan bakar kompor RT.

    “PHC yang dihasilkan dari pelatihan pertama telah dilakukan pengujian terhadap beberapa jenis tanaman seperti padi, jagung, terung, kacang panjang, buncis dan bunga gumitir. Padi dengan perlakukan pupuk urea rata-rata menghasilkan 23 anakan/rumpun dan 1,65 gram berat gabah/malai, sedangkan dengan perlakukan PHC rata-rata menghasilkan 23 anakan/rumpun dan 2,13 gram berat gabah/malai,” katanya.

    Baca Juga:  Tradisi Melasti Se-Desa Adat Blahbatuh

    Panen pertama bunga gumitir dengan PHC menghasilkan 640 gram, sementara tanpa PHC menghasilkan 440 gram. Untuk panen pertama buncis dengan PHC menghasilkan 390 gram buah segar dan tanpa PHC menghasilkan 300 gram, dan dari hasil panen sementara yang dapat dievaluasi secara kuantitatif menunjukkan bahwa pemupukan dengan PHC dapat meningkatkan 29% untuk padi, 30% untuk buncis, dan 45% untuk bunga gumitir.

    Baca Juga:  DPD RI Lantik Ngurah Ambara Gantikan Arya Wedakarna

    Perlakuan PHC juga secara umum terbukti dapat mempercepat pertumbuhan generatif tanaman dibandingkan pada perlakuan pupuk urea.  Secara keseluruhan hasil ujicoba PHC hasil pelatihan tampak memberikan efek yang positif pada tanaman pertanian.

    Hasil pelatihan ini ditargetkan dapat diajarkan dan diterapkan ke masyarakat lebih luas di sekitar Karangasem untuk cakupan komoditas lain bersama tim mitra binaan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya antisipasi krisis pangan akibat perubhan iklim global melalui kemandirian aktivitas pertanian dan penyelamatan ekosistem pertanian dalam jangka panjang.

    Kegiatan program pendampingan dan monitoring akan terus dilakukan secara online dan aktivitas visitasi langsung akan diupayakan sumber pendanaannya dalam tahun-tahun berikutnya. (djo/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi