Seni BudayaSosialTabananTokoh

Pertanian Jangan Dijadikan Ajang Politik

    TABANAN, Kilasbali.com – Pertanian maupun petaninya jangan dijadikan ajang politik. Saat perlu suara baru turun menggaungkan pertanian.

    Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali periode 2022-2026, Made Edi Wirawan seusai di lantik yang berlangsung di The Lava Mountain Club Jatiluwih, Soka, Senganan, Penebel, Tabanan, Minggu (30/1).

    “Kami akan mengawal petani itu, sehingga bisa lebih baik dari sebelumnya,” kata Edi Wirawan yang juga Wakil Bupati Tabanan ini.

    Menurutnya, pertanian adalah soko guru kehidupan, sedangkan pariwisata adalah bonusnya.

    Baca Juga:  Diprediksi Meningkat Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Selama Bulan Ramadan

    Dikatakan, selama ini di Bali terlalu terlena dengan pariwista, sehingga pertanian itu ditinggalkan.

    Namun begitu adanya pandemi sejak medio Maret 2020, baru kemudian sadar tentang pentingnya sebuah pertanian.

    “Bali dikenal daerah pariwisata, sehingga sektor pertanian kurang diminati, namun saat adanya pandemi hanya pertanian lah yang bisa bertahan dalam sebuah kehidupan ini,” katanya.

    Dikatakan, di Bali sendiri luas pertanian kurang lebih mencapai 79 ribu hektar. Edi Wirawan menilai, luas pertanian itu merupakan potensi yang menjanjikan untuk menjadikan Bali dengan indeks ketahanan pangan yang baik.

    Baca Juga:  Kasus Positif Rabies pada Hewan di Tabanan Bertambah Jadi Tujuh

    “Sejatinya pertanian adalah soko gurunya daripada kehidupan ini, sehingga pertanian kita akan lakukan dengan maksimal dan betul-betul kita lakukan disini (melalui HKTI, red). Sehingga pertanian betul betul akan bisa berjalan dengan baik. Mari pertanian jadikan soko gurunya dan bonusnya pariwisata. Jangan dibalik,” pintanya.

    HKTI, lanjut Edi Wirawan, siap bersinergi dengan pemerintah. Baik pemerintah pusat, provinsi dan juga kabupaten/kota se-Bali dalam mensejahterakan pertanian.

    Baca Juga:  Dua Tahun Tak Kebagian, DPRD Tabanan Perjuangkan DAK untuk Nelayan

    Dia menambahkan, problema yang dihadapi petani adalah bagaimana pelaksanaan pertanian yang baik dan benar dari hulu hingga ke hilir.

    Lanjutnya, HKTI akan memberikan pendampingan kepada para petani. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan, panen, hingga pascapanen.

    “Saat panen raya harga biasanya anjlok. Nah disinilah peran utama HKTI untuk mendorong pemerintah dalam menstabilkan harga produk pertanian,” tandasnya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi