GIANYAR, Kilasbali.com – Temuan I Wayan Suweta (42) dalam kondisi tak bernyawa di Sungai Melange, Benawah, Petak, Gianyar 15 Desember lalu, rupanya belum diterima sepenuhnya oleh pihak keluarga korban. Bahkan hasil rekonstruksi yang dilakukan jajaran Polsek Kota Gianyar ditolak pihak kelurga korban.
Alasannya, ada sejumlah kejanggalan dari hasil otopsi, serta perbedaan pengakuan sejumlah saksi dihadapan keluarga korban dan aparat kepolisian.
Hal ini terungkap saat pihak keluarga menandatangani penolakan hasil rekonstruksi, Rabu (16/3).
Meski telah 3 bulan berlalu, istri korban, Ayu mengaku masih belum menerima kepergian suaminya yang dinilai belum terang benderang.
Demikian juga paman dari korban, I Ketut Durus pun menyatakan jika hingga kini pihak kekuarga korban merasa jika kematian korban yang diduga mabuk berat hingga terpeleset ke jurang masih menyisakan tanda tanya.
Padahal sebelum korban ditemukan, pihak keluarga korban sempat menerima laporan jika korban terlibat keributan di rumah tetanngganya yang sedang hajatan.
“Malam itu juga sebelum korban ditemukan, kami sudah datang ke tempat hajatan dan meminta maaf. Disana diungkapkan jika sempat terjadi keributan,” paparnya.
Namun, selama proses penyelidiikan hingga diadakan rekonstruksi, pihak mengaku tidak melihat kesesuaian. Di mana, dalam rekonstruksi tidak ada adegan keributan secara fisik dan hanya ada cekcok mulut. Hingga akhirnya korban dipapah keluar dari pekarangan itu.
“Kalau memang keponakan saya itu mabuk berat sampai dipapah gitu, serasa janggal bisa berjalan ke bibor jurang yang bersemak. Intinya, kami hanya ingin kejadian ini terungkap secara terang benderang. Karena itu kami menolak hasil rekonstruksi itu,” tegasnya.
Secara terpisah, Kapolsek Gianyar, Kompol Gede Putra Astawa membenarkan penolakan itu. Ditegaskan, walau menolak, disebutkan tidak masalah karenan ada saksi lain yang menguatkan.
Disebutkan, pihak keluarga mengharapkan skenario sebagaimana informasin yang diterimanya. Padahal informasi itu sudah ditelusuri namun secara fakta tidak ditemukan. “Kita tidak mungkin mengikuti informasi tak jelas ini,” teragnya.
Ditegaskan juga, dari hasil lab forensik tidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban. Bahkan dari rumah sakit, istri korban dan keluarganya sudah diajak dan dijelaskan.
“Mengenai penyebab kematian korban sudah dijelaskan. Tidak ada kekerasan, sudah dijelaskan oleh pihak RSUP Sanglah,” jelasnya lagi.
Mengenai adanya dugaan keributan secara fisik, jajarannya sudah bertanya ke saksi, yang mengatakan informasi begitu siapa.
Namun hingga kini tidak jelas dan hanya katanya-katanya tidak jelas sumbernya. Bahkan ke kerabat korban juga sudah dikonfirmasi dan menyebutkan tidak tahu, hanya mendengar saja.
“Kalau cekcok mulut ada, karena pengaruh minuman. Namun yang menyatakan berkelahi siapa. Kalau keluarga ada alat bukti baru, silahkan. Kalau lapor ke Propram, ke Komnas Ham silahkan. Tapi nanti kalau sampai ada yang dicemarkan, jangan sampai dilapor balik,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang pria di Gianyar Bali yang hilang usai minum miras di rumah tetangganya yang ada upacara pernikahan ditemukan tewas di sungai.
Jenazah korban ditemukan di Sungai Melange pada Kamis (16/12/2021) malam pukul 22.45 WITA. Korban adalah I Wayan Suweta (43), warga Banjar Benawah Kangin, Gianyar. (ina/kb)