Ekonomi BisnisGianyar

Galungan Berlalu, Harga Cabai Tetap ‘Pedas’

    GIANYAR, Kilasbali.com – Hari Raya Galungan dan Kuningan sudah berlalu. Namun sayur mayur serta komoditi rumah tangga lainnya belum turun harga. Paling mencolok harga cabai yang tetap ‘pedas’ hingga kisaran Rp 90 ribu per kg. Sayangya, petani, pedagang maupun pembeli sama- sama merasa kesulitan.

    Dari informasi yang dihimpun, Minggu (3/7), cabai tetap pedas, karena terbatasnya produksi. Pasokan ke pasar dari petani sangat rendah. Kondisi ini membuat pedagang pun merasa susah menjual dengan harga tinggi ini. Disisi lain, daya beli masyarakat yang rendah, sehingga semuanya serba tidak menguntungkan.

    Baca Juga:  Pelebon Agung Jadi Atraksi Budaya Spekatkuler di Ubud – Gianyar 

    Sementara itu, dari data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar menyebutkan harga cabai berada di angka Rp 80 ribu kg. Dari angka ini ada kenaikan kurang lebih 8 kali lipat dari harga sebelumnya.

    Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar, Luh Gede Eka Suary, mengungkapkan, pihaknya terus memantau harga bahan pokok. Dalam pasar naiknya komuditas akibat dari kurangnya pasokan. “Mungkin karena kondisi cuaca sebulan terakhir membuat cabai naik,” ujarnya.

    Baca Juga:  Ini Dia Jegeg Bagus Gianyar 2024 

    Pantauan di lapangan, tidak hanya cabai mengalami kenaikan, tomat dan bawang juga mengalami kenaikan cukup signifikan. Para pedagang bahan bumbu dapur bahkan harus menjual tomat dengan harga Rp2 sampai Rp2,5 ribu perbutirnya. Sementara harga bawang ada di angka Rp48 ribu kg.

    Naiknya harga bumbu dapur ini diakibatkan cuca hujan belakangan ini. Cabai, tomat, dan bawang sangat rentan gagal panen akibat cuaca, sehingga banyak petani yang mengalami kerugian.

    Hal ini terpantau dari sejumlah petani cabai daerah Sukawati dan Blahbatuh. Kondisi cabai petani mengkriting akibat dilanda hujan.

    Baca Juga:  Pilkada Gianyar, Tagel Bahas Koalisi

    Menurut salah seorang petani mereka tidak mendapatkan banyak keuntungan dari naiknya harga cabai. Karena kondisi tanaman cabainya rusak. “Hanya bisa kembali modal saja pak,” ujar seorang petani cabai di Blahbatuh. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi