BulelengTokoh

Kariyasa Adnyana Keliling Tekan Kasus Stunting di Buleleng

SINGARAJA, Kilasbali.com — Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, SP turun gunung menekan angka stunting di Bali. Salah satunya, saat Kariyasa menggelar sosialisasi stunting dihadapan masyarakat dua (2) desa di Kecamatan Busungbiu yakni Desa Titab dan Desa Telaga, Selasa (26/7).

Data dihimpun, angka stunting di Indonesia masih tinggi, yakni diangka 24,4 persen dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen

Tak pelak, hal itu membuat semua pihak mesti bekerja keras untuk menekan angka tersebut hingga ke paling rendah. Stunting sendiri merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.Bahkan diakibatkan oleh tingginya  angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.

Baca Juga:  Penuhi Uleman Warga Yeh Gangga, Ketua DPRD Tabanan Salut dengan Semangat Beryadnya

Nah, kondisi penyebab stunting tersebut diungkap saat Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, SP saat menggelar sosialisasi bersama Wabup Buleleng Nyoman Sutjidra serta dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ari Dwi Kora Tono,Ak.,M,Ecdev. di GOR Desa Titab.

Pantauan, ratusan masyarakat yang antusias mengikuti kegiatan Kariyasa yang berbicara soal stunting dan penyebabnya.

Kariyasa mengatakan, perhatian terhadap stunting merupakan salah satu program presiden Joko Widodo sehingga semua kementerian ikut memperhatikan dan menganggarkan sebagai langkah pencegahan.Secara nasional kasus stunting angkanya 24 persen.

Baca Juga:  Merawat NKRI Sejak Usia Dini

“Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14 persen pada tahun 2024.Sebab itu kita harus menurunkan prevalensi sebesar 10,4 persen dalam 2,5 tahun ke depan, yang tentu saja ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk mencapainya,” ujar Kariyasa.

Menurutnya, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen, atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada 2018.Dan target penurunan stunting hinga tahun 2024 menjadi 14 persen. Sementara angka stunting di Bali masih dibawah angka 10 persen.

“Angka dibawah 10 persen masih bagus hanya saja kita di Bali tak boleh lengah dan tetap waspada karena sunting itu cukup berbahaya.Terlebih Bali merupakan daerah pariwisata,dan faktor kesehatan menjadi masalah utama sehingga imej kesehatan ini akan berpengaruh terhadap Bali secara keseluruhan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Pendidikan Politik Bagi Calon Pemilih Pemula

Kariyasa mengaku akan terus keliling Bali dengan menggandeng Kementrian Kesehatan dan BKKBN untuk menekan angka stunting.

“Ini sesuai dengan kapasitas kerja di Komisi IX. Meski, dua desa yang sedang disasar sosialisasi sunting tidak ditemukan kasus stunting. Namun, beberapa desa di Kecamatan Seririt ditemukan kasus stunting  cukup tinggi. Ada desa yang angkanya berada diangka 22 persen, nah ini harus menjadi perhatian juga,” pungkasnya. (ard/kb)

Berita Terkait

Back to top button